10.000 Warga Jadi Korban Banjir, Ketua DPR Minta Pemerintah Cari Solusi Jangka Panjang
JAKARTA – Hingga saat ini masih adanya sekitar 10.000 warga Indonesia yang jadi korban banjir di Sulawesi Tenggara. Sebagian di antaranya terisolasi dan terputusnya akses transportasi, serta banjir di Samarinda, Kalimantan Timur yang berdampak hingga pada sektor ekonomi.
Alasan itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Pemerintah Pusat untuk segera melakukan upaya-upaya dan mencari solusi untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir di Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur, terutama bantuan kebutuhan pokok di wilayah yang akses transportasinya terputus, mengingat sebagian warga masih terisolasi, sehingga sulit untuk menyalurkan bantuan.
“Untuk itu, kita meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bersama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk segera mencari titik atau spot yang aman bagi warga untuk mengungsi, mengingat dalam sepekan banjir yang terjadi di Sulawesi Tenggara ini, ketinggian air masih belum surut, justru semakin bertambah tinggi akibat hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi,” jelas Bamsoet pada wartawan, Jumat (14/6/2019).
Bamsoet juga mendorong Pemda bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah di Kalimantan Timur untuk segera melakukan perencanaan untuk dapat segera memulihkan perekonomian yang saat ini terhambat dikarenakan banjir yang melanda.
Baginya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Pemda untuk segera melakukan perencanaan pembangunan kembali terhadap akses transportasi atau jalanan yang rusak akibat banjir, sehingga ke depannya akses transportasi dapat berjalan seperti sedia kala.
“Pemerintah Pusat memastikan penyaluran bantuan kepada warga terdampak banjir di Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur dapat tersampaikan tepat sasaran dan tepat waktu, sehingga warga dapat segera mendapatkan bantuan dan pertolongan atas musibah yang terjadi,” papar Bamsoet.
“Pemerintah harus mencari solusi jangka panjang yang dapat meminilisir terjadinya banjir, terutama di sejumlah daerah yang rawan terjadi banjir, sehingga dapat meminimalisir adanya korban atau warga yang terdampak musibah tersebut,” sambungnya.
Politisi Senior Golkar ini ikut mengimbau masyarakat untuk bersama-sama membuat sumur serapan yang dapat menampung air dalam jumlah besar serta menjaga kebersihan lingkungan, seperti dengan membuang sampah pada tempatnya.
“Selain itu, juga tidak melakukan penebangan pohon di hutan sembaranga, sehingga dapat meminimalisir atau mencegah terjadinya banjir,” pungkasnya. (Dwi)