Inilah Mitos dan Fakta dibalik Gerhana Matahari
LintasParlemen.com-Gerhana matahari merupakan sebuah fenomena alam yang sudah sering terjadi. Pada 9 Maret 2016 mendatang sebagian wilayah Indonesia bakal mengalami Gerhana Matahari Total (GMT).
Di masa kini gerhana matahari sudah merupakan hal yang lumrah, ilmu pengetahuan dan teknologi maju telah mampu menjelaskan penyebab terjadinya gerhana, bahwa gerhana matahari adalah satu hal yang alami.
Di masa lalu masyarakat menganggap gerhana matahari merupakan suatu kejadian luar biasa yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat, bahkan banyak yang mempercayai dan mengaitkannya dengan tahayul.
Masyarakat di beberapa negara mempercayai bahwa gerhana matahari membawa pertanda. Beberapa kepercayaan masyarakat di masa lalu tentang terjadinya gerhana matahari yang dikumpulkan LintasParlemen.com diantaranya yakni.
Kemarahan Dewa
Gerhana diartikan dari kata eclipse. Kata eclipse sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno “ekleipsis” yang berarti diabaikan. Gerhana matahari pada zaman Yunani kuno dianggap sebagai pertanda bahwa dewa-dewi marah dan akan terjadi bencana.
Matahari Dimakan
Di banyak negara, terdapat kepercayaan, gerhana matahari terjadi karena matahari dimakan atau dicuri. Bangsa Viking mempercayai matahari dimakan oleh serigala.
Di Vietnam kuno, orang-orang percaya bahwa gerhana matahari terjadi karena kodok raksasa makan Matahari.Sementara di China, orang-orang menuding naga yang menelan Matahari.
Menurut mitologi Hindu gerhana matahari terjadi karena Rahu si iblis yang dipenggal kepalanya oleh Dewa Wisnu melayang melintasi langit, dan ia menelan matahari.
Untuk menakut-nakuti Rahu, umum bagi orang-orang memukuli panci dan peralatan masak, membuat bunyi nyaring pada saat terjadi gerhana. Agar si iblis melepaskan Matahari dan terang kembali ke Bumi.
Anjing Mencuri Matahari
Sementara di Korea, masyarakat mempercayai terjadinya gerhana karena matahari dicuri oleh anjing mistis.
Orang Jepang percaya bahwa gerhana matahari adalah sebuah wabah yang sangat berbahaya.Orang Jepang percaya sedang ada racun yang sedang ditebarkan. Matahari yang tertutup dan membuat gelap sesaat itu diyakini sebagai racun yang disebar.Untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.
Di China Kuno, gerhana matahari juga menjadi objek penelitian. Astrolog China pernah menulis tentang gerhana yang terjadi 4000 tahun yang lalu. Menurut legenda, dua astrolog pada saat itu, Hsi dan Ho, dieksekusi mati karena gagal dalam memprediksikan waktu terjadinya gerhana ini.
Perempuan Hamil tak Boleh Keluar Rumah
Mitos yang lain saat terjadinya gerhana masyarakat juga dilarang untuk beraktifitas di luar ruangan. Terutama perempuan yang sedang hamil tidak boleh keluar rumah.
Mitos yang masih populer di beberapa negara ini menyebutkan perempuan hamil yang berada di tempat terbuka saat gerhana, bayinya akan buta atau berbibir sumbing saat dilahirkan. Krupp dari Griffith Observatory menegaskan, “Ini hal yang tidak masuk akal.”
Dilarang Makan
Masyarakat di wilayah India, mempercayai saat gerhana matahari warga setempat tidak makan. Ada kepercayaan, bahwa makanan yang dimasak saat gerhana akan menjadi beracun dan najis.
Sumber Energi Eropa Terganggu
Para ilmuwan memprediksi begitu gerhana matahari total terjadi di Eropa, 35.000 megawatt energi matahari akan lenyap. Sumber energi matahari terganggu. Suplai turun drastis.
Dikutip dari wikipedia, gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari.
Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Ketika gerhana Matahari sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).
Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu, gerhana total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan.
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari.
Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.