Korban Malpraktik Meninggal, DPR Minta RS Mitra Keluarga Ditutup Sementara

 Korban Malpraktik Meninggal, DPR Minta RS Mitra Keluarga Ditutup Sementara

Anggota Komisi VI DPR RI, Endang Srikarti Handayani Saat Mengunjungi Konstituen di RS Mitra Keluarga

JAKARTA, LintasParlemen.Com – Anggota Komisi VI DPR RI Endang Srikarti Handayani merasa kesal dengan penanganan Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga, Cibubur terhadap pasien bernama Rumantio yang konstituen politisi Golkar itu.

Innalillahiwainnailahirajiun. Rumantio sang pasien malang itu akhirnya meninggal dunia kemarin (05/03) setelah mengalami koma beberapa waktu lalu.

IMG-20160306-WA0003Seperti diberitakan sebelumnya, Rumantio mengalami koma sejak tanggal 20 Februari 2016 lalu setelah mengalami kejang-kejang. Saat itu, sebelumnya pasien hanya mengeluh sakit ringan di bagian kepalanya (Kamis, 11/02).

Dokter yang menanganinya Rumantio mengatakan bahwa pasiennya itu mengalami pendarahan di bagian dalam otaknya. Sehingga dokter pun dengan sigap melakukan serangkaian tindakan salah satunya melalu CT Scan dan MRI.

“Dari kejadian itu, saya atas nama rakyat seluruh Indonesi meminta kepada kementerian kesehatan dan Ketua MKEK (Mahkamah Kode Etik Kedokteran) untuk meninjau menindak kelalainya atas tim dokter itu. Tujuanya untuk mencegah korban berikutnya. Ini sangat membahayakan manusia yang membutuhkan pertolongan,” terangnya.

Kondisi pasien Rumantio (29) di RS Mitra Keluarga
Kondisi pasien Rumantio (29) di RS Mitra Keluarga

Endang meminta RS Mitra Keluarga ditutup sementara karena ada indikasi malpraktek dan hanya mendulang keuntungan semata. Pasien selama 23 hari harus membayar lebih Rp 230 juta.

“Kepada yang terhormat ketua MKEK saya Anggota DPR RI Endang Srikarti Handayani atas nama konstituen Dapil 5 jateng yaitu Boyolali, Klaten, sukoharjo dan surakarta (Solo). Meminta kepada Ketua MKEK untuk minindak kepada tim dokter dan Dirut rumah sakit mitra keluarga atas kelalainya,” jelas Endang seperti rilis diterima, Ahad (06/03).

Karena tak ada perkembangan terkait kesembuhan pasien sehingga keluarga memutuskan Rumantio dibawa kembali ke rumah.

“Keluarga tidak menyetujui untuk melepas alat itu. Namun, tim dokter memperlakukan keluarga pasien tidak harmonis lagi sejak pasen dibiarkan dan tidak diperhatikan lagi. Ahkirnya keluarga memutuskan akan dibawa pulang ke rumah (Kamis, 04/03) malam. Belum sempat dibawa pulang pasen Rumantio telah meninggal dunia,” beber Endang bersedih. (SCA)

Facebook Comments Box