Terimakasih Warga DKI Tetap Percaya Ahok-Djarot
Oleh: Arteria Dahlan*
Pilkada itu mau tidak mau suka tidak suka merupakan sebuah kompetisi. Pasti ada yang menang, ada hasil, ya kita syukuri saja walau pun jauh dari ekspektasi kita untuk menang satu putaran.
Tetap bersyukur, masih terap juara, walaupun sempat dilanda tsunami politik mulai dari demo 411, 211, 112, dihadirkannya calon gubernur kami Pak Ahok di kursi pesakitan dalam forum persidangan yang tidak seharusnya (karena ada kesepakatan DPR, Pemerintah dan Polri untuk menunda proses hukum atas diri paslon sudah berakhirnya tahapan pungutan hitung guna mengindari kejadian seperti sekarang ini dilaporkannya Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) ke Bareskrim serta kisruh Pak Ahok dengan Rois Am PB NU.
Ditambah lagi kepungan dan tekanan kompetitor paslon lain yang begitu hebatnya dalam pilkada ini serta diperkeruh lagi dengan manajemen kepemiluan yang begitu buruk di mana pada faktanya banyak pemilih Ahok-djarot yang berhak disertai bukti otentik tidak dapat mempergunakan haknya untuk memilih.
Saya hanya bisa mengatakan syukur alhamdulillah, terima kasih kepada seluruh rakyat Jakarta yang telah membantu kami melalui jalan terjal berbatu sehingga kami masih bisa tetap berdiri tegar seperti sekarang ini.
Terima kasih kepada seluruh warga dki, kepada seluruh relawan dan simpatisan, serta kepada seluruh kader dan struktur partai pendukung, yg telah bekerja keras, membangun semangat juang dan menggelorakan perjuangan sampai pada hasil seperti ini.
Bagi kami membangun koalisi baru adalah bagian strategi pemenangan yang menjadi bagian penting untuk dicermati. Hal ini menjadi bagian dan tugas mesin partai, termasuk juga partai politik pengusung. Prinsipnya kami sangat terbuka untuk koalisi, siap merangkul mereka apalagi polarisasinya kan tidak mutlak, sangat fleksibel, sekalipun dilihat dalam perspektif ideologis, Partai Demokrat dan PAN kan haluannya juga nasionalis.
Apalagi kalau dilihat dari historikal dan kondisi kekinian di mana Partai Pengusung AHY seperti PPP, PAN dan PKB itu kan partai pendukung pemerintah yang tergabung dalam koalisi pendukung Pak Jokowi di pusat. Itu artinya bukan hal yang berat, bukan hal sulit, kemungkinan itu terbuka lebar, dan sangat memungkinkan. Belum lagi kalau kita bicara program, visi misi diusung Mas Agus dan Bu Silvy, secara langsung beririsan kuat dengan program kami di PDIP.
sehingga sangat relevan apabila perjuangan mereka dapat berkolaborasi dan dilanjutkan dengan memperjuangkan paslon kami. Saat ini kami sudah membuka komunikasi, membangun semangat dan koalisi baru, tidakhanya dengan parpol akan tetapi seluruh elemen masyarakat Jakarta.
Kami sangat optimis untuk dapat memenangkan putaran 2 ini, kami sadar membangun komunikasi tingkat elit merupakan hal penting, tapi juga sangat penting untuk merapatkan barisan sesama partai pengusung untuk kembali memantapkan strategi pemenangan. Mendekatkan pasangan calon kami Pak Ahok dan Djarot ke warga DKI, agar dapat semakin meyakinkan pemilih warga Jakarta bahwa Ahok merupakan jawaban untuk seluruh permasalahan jakarta.
Solusi kami untuk warga Jakarta dan memastikan bahwa visi misi dan program mereka lah yang bisa dijalankan, membumi dan bukan sekadar janji dan retorika yang enak didengar telinga.
Kami konkritkan semua dengan kerja nyata, dengan fakta berupa pencapaian kinerja yang sangat terukur dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan program semu yang baru-baru ini saja. sebagai contoh terkait bunga nol persen untuk perumahan, sudah terbantahkan oleh BI selaku regulator, mengatakan selain bertentangan dengan UU juga hal itu tidak mungkin direalisasikan.
Mendekatkan Pak Ahok dan Djarot ke rakyat merupakan stategi pemenangan yang sangat efektif, dikarenakan karakteristik pemilih Jakarta berbeda dengan daerah lainnya. Pemilih warga Jakarta ini sangat rasional, cerdas dan mayoritas terdidik dan berpendidikan. Mereka pemilih yang memilih dengan logika dan kritis, tidak mudah terbuai janji, mereka lebih melihat prestasi, rekam jejak dan bukti.
Mereka Pemilih Jakarta tidak takut terintimidasi karena mereka tahu dan yakin hak mereka dijamin konstitusi, hubungan ideologi psikologi dan emosional seringkali terkalahkan dengan kepuasan publik akan kerja nyata dan kinerja. Kami akan bekerja keras untuk memapaparkan Jakarta dahulu, saat ini dan apa yang akan kami perbuat lima tahun ke depan untuk Jakarta.
Kami pastikan dengan waktu yang tersisa selama kurang lebih 60 hari ini, kami akan bekerja sekuat-kuatnya, sehebat-hebatnya dan sehormat-horatnya untuk meraih hati dan kepercayaan rakyat warga Jakarta dengan melakukan kerja-kerja politik yang lebih efektif.
Juga kami akan memperbaiki berbagai kekurangan, meyakinkan publik sehingga mereka tercerahkan dan teryakinkan bahwa memilih Ahok-Djarot adalah pilihan yang tepat, cerdas dan merupakan solusi untuk masalah jakarta.
Kami juga akan meminta KPU mengevaluasi peneyelenggaran pilkada, khsususnya untuk memastikan daftar pemilih lebih valid, memastikan semua warga Jakarta yang berhak memilih dapatt memilih, tdk ada lagi hak konstitusional warga Jakarta untuk memilih terlanggar. Kejadian kemarin harus dijadikan pembelajaran berharga, harga mahal, makanya saya meminta Bawaslu RI untuk melakukan investigasi dan segera melaporkan hasilnya dalam paparannya ke Komisi II, kan UU pilkada yg baru ini luar biasa hebat.
Saya minta mereka yang nantinya terbukti melakukan kesalahan atau penyimpangan atas kejadian kemarin diberikan sanksi, tidak hanya adminsitratif tapi juga pidana pemilu sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penulis: Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan