Mau Tahu Alasan Ahok ‘Bikin Gaduh’ Terus? Baca Ini!

 Mau Tahu Alasan Ahok ‘Bikin Gaduh’ Terus? Baca Ini!

Oleh: RK Hasibuan*

Yang mengira bahwa gonjang-ganjing saat ini adalah masalah SARA. Baca ini sampai habis.

Di tengah pertunjukan film di Blitz yang  saya tidak tahu apa judulnya (tugas mendampingi anak-anak menonton sore weekend), saya merenung dann tiba-tiba saja merasa bodoh sendiri.

Saya menyadari ada konspirasi busuk Cina dalam berbagai “insiden” yang terjadi di Indonesia Raya yang sungguh-sungguh saya cintai ini, di mulai sejak tahun 1998.

Berhari-hari saya berpikir, kenapa manusia yang bernama Ahok itu tidak pernah berhenti membuat ulah. Bahkan setelah dia menjadi terdakwa atas kasus penistaan agama. Dan kenapa begitu banyak orang bertikai, meributkan agama dan keyakinan, di Indonesia Raya ini, yang sejak dulu menghormati dan mencintai keberagaman suku, budaya, serta agama.

Saya anak Medan. Masa remaja saya dihabiskan di suatu kawasan di mana semua suku berkumpul. Teman main saya ya ada Cina, Benggali, orang Keling, Jawa, Batak, Melayu, campur saja begitu.

Sesekali ribut sampai tidak berteguran khas remaja, namun seingat saya, semua baik-baik saja. Saya tidak bersoal dengan Camu yang rambutnya dikonde padahal lelaki, Surya si Cina yang kalau ngomong cadel terus. Karena kalau di rumah dia berbahasa ibunya, dan mereka pun tidak bersoal dengan saya yang berkerudung.

Malah kadang ketika saya mau ikut yasinan malam jum’at di masjid, mereka ini mengantar sambil menunggui saya sampai selesai. Dan kita baik-baik saja.

Kok sekarang kita ribut soal agama? Kristen dan Islam? Muslim dan non muslim? Dan kenapa seolah seluruh komunitas Cina yang ada di Indonesia ini mewakili Kristen? Apakah mereka benar-benar Kristen?

Hmm… Saya amati berhari-hari, mikir berhati-hati.

Saya warga BSD, salah satu perumahan elit yang dihuni banyak warga turunan Tionghoa (saya gak tulis Cina ya, silahkan tebak kenapa). Sudah 13 tahun saya tinggal di wilayah ini. Dari BSD, sekarang tersambung ke perumahan Paramount, Summarecon, di ujung ada Lippo Karawaci.

Di tengah-tengahnya ada perumahan Gading Serpong dan Alam Sutera. Sebagian besar penghuni perumahan-perumahan ini adalah warga turunan Tionghoa. Saya tidak tahu ada berapa persen mereka yang beragama Kristen/Katolik atau sekolah. Namun sebagian besar sekolah Kristen/Katolik di kawasan ini berisi murid keturunan Tionghoa.

Oh ya, di BSD ini ada 3 perayaan. Perayaan Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, serta Imlek alias Gong Xi Fa Cai. Yang paling meriah? Tebak sendiri saja, pasti tahu jawabnya.

Yang unik, di kawasan-kawasan ini, dengan jumlah warga muslim yang sebetulnya minoritas, masjid luar biasa banyaknya. Hampir tiap sektor punya masjid, bahkan tidak satu. Dan masjid itu besar-besar, bagus-bagus, dan aktif.

Namun, agak mengherankan, tidak banyak gereja mulai dari BSD sampai Lippo Karawaci. Ada satu yang besar di Summarecon, yang bentuknya tidak mirip gereja seperti lazimnya. Sisanya hanya beberapa yang itu pun berupa bangunan biasa, bahkan ada yang di lantai atas dan di bawahnya adalah show room mobil.

Jangan marah atau protes dulu ya, baca sampai selesai.

Saya sering bepergian ke Sulawesi Utara dalam rangka tugas, dan tentu ke Sumatera Utara. Sebab di sana lah kampung saya. Sepanjang jalan dari Manado menuju Bolomongondow, atau dari Siantar sampai Parapat, gereja tidak terhitung. Tiap kampung punya satu gereja kelihatannya.

Padahal, rumah penduduknya sederhana dan bersahaja bukan seperti rumah orang-orang BSD maupun Lipppo Karawaci.

Pikiran saya sederhana, kalau memang orang-orang Tionghoa yang menghuni kawasan elit ini benar-benar Kristen/Katolik taat (Ahok menyatakan diri sebagai anak Tuhan?) Dan loyal pada agamanya, tentulah mereka akan dengan rela hati menyumbang uang yang banyak untuk membangun gereja yang bagus-bagus sesuai dengan kondisi ekonomi mereka.

Tapi kenyataannya? Perayaan Gong Xi fa Cai yang bukan ajaran Kristen/Katolik jauh lebih meriah dan ramai.

Di Sulut dan Sumut? Saudara-saudara saya yang orang Indonesia Asli itu, mencintai agamanya dengan sepenuh hati. Mereka meskipun secara ekonomi hidup sederhana, rela bahu membahu membangun gereja. Tempat beribadah mereka. Karena mereka memang Kristen sejati. Tentu saja di sini tidak dirayakan Gong Xi Fa Cai apalagi Cap Go Meh.

Hmm… jadi soal pilkada DKI, soal ribut-ribut di Jakarta, yang dipicu dengan penghinaan pada umat Islam melalui Al Maidah 51, sebetulnya soal apa?

Mari kita runut kejadian.

Konon kisahnya, waktu tragedi 1998, banyak warga turunan Cina (saya kembali menyebut Cina ya) yang dibunuh, diperkosa, dll. Cerita itu ditiup-ditiupkan ke sana ke mari. Dan disebutkan pelakunya adalah pria-pria muslim.

Ah masak? Saya bertugas di RSCM saat tragedi 1998. Beberapa kali ikut membantu korban kerusuhan atau sekedar identifikasi ratusan mayat yang semuanya bukan warga turunan Cina!!!!

Lalu kenapa soal itu digembar gemborkan? Apa iya sebegitu buruknya pria-pria muslim sampai memperkosa amoi-amoi? Saya ingat Camu, Surya, Thomas, teman main saya saat remaja dulu. Kami beda semua dan kami baik-baik saja!

Saya pernah baca buku yang ditulis oleh Prof Ryas Rasyid (? mohon koreksi bila saya salah, saya agak lupa nama penulisnya), tentang cita-cita Republik Rakyat Cina untuk mewujudkan satu Cina Raya. Dalam buku itu, intinya disebutkan bahwa RRC punya keinginan mewujudkan dunia yang kebijakan dan budayanya adalah Cina.

Oleh karena itu, seorang Cina yang punya KTP Indonesia tetap dianggap dan diterima sebagau  bangsa Cina sampai kapan pun.

Saya mau cepat-cepat selesaikan sebab anak saya melotot protes, nonton kok WA an katanya.

Saya ingat reklamasi yang dipaksakan dan menakutkan itu. 800 ha! 1 ha menampung 6 ribu unit apartemen. 800 hektar? 4.8 juta unit apartemen.

Kalau 1 apartemen dihuni 5 imigran Cina, maka 2 tahun lagi, DKI Jakarta dihuni 24 juta imigran cina. Mampus gak loe?

Kalau proyek reklamasi dilanjutkan pada 10 provinsi di Indonesia dengan luas masing-masing 800 ha. Maka menjelang 2024, negeri kita yang indah ini akan ketitipan 240 juta imigran cina. Modar tho?

Jadi apakah Ahok keslimpet waktu menyinggung Al Maidah! No! Dia sengaja. Kan dia tahu acara itu diliput pemprov DKI dan dia tahu bahwa pemprov DKI  memberitakan semua kegiatan gubernur dalam web mereka yang free diakses siapa saja.  So?

Well, musuh utama ide Cina Raya pastilah kelompok mayoritas. Dan mayoritas penduduk Indonesia Raya ini adalah muslim. Orang Indonesia, tidak akan tersinggung kalau diejek suku-sukunya. Kerap itu malah jadi bahan tertawaan.

Kalau orang Batak sedang diledek, saya yang bakal tertawa terbahak-bahak, bahkan tidak sering yang Jawa meledek sukunya sendiri.

Apa yang bisa membuat org Indonesia bertengkar? Agama.

Ini memang sensitif, kapan pun dan di mana pun. Karen nya kita-kita yang beragam dan beragama ini, tidak pernah sedikitpun membawa soal agama dalam percakapan kita sehari-hari.

Para konspirator Cina ini begitu cerdik mengamati situasi

Mulailah mereka meniupkan kisah minoritas dan mayoritas. Mereka menggambarkan minoritas di Indonesia tidak dapat perlakuan yang seimbang. Mereka meniupkan kisah karangan tragedi 1998, lalu kisah orang Kristen dan Katolik yang tidak dapat hak. Apa iya?

Whew! Coba lihat, pernahkah Gubernur Sulut, Papua, Maluku, beragama Islam? Sejak dulu sampai hari ini, wilayah-wilayah mayoritas kristen ini dipimpin oleh seorang dari kalangan mereka sendiri. Dan itu sama sekali bukan masalah.

Menteri-menteri? Sejak dulu, komposisi kabinet selalu dihuni orang-orang Kristen/Katolik, dan lagi-lagi, itu bukan persoalan.

Warga Cina apakah didiskriminasi? Alamak jang. Bohong dan tidak bersyukur mereka kalau mereka bilang begitu!!. Mereka jadi anak emas di negeri ini dalam bidang ekonomi!!

Coba saja kalau anda pribumi, lalu mau berhutang ke bank, susaaaahnya separuh mati. Warga turunan cina? Jalan sutera. Apa mereka didiskriminasi? Nei!!

So, apakah ada diskriminasi minoritas? Tanya diri sendiri ya, pernahkan sebagai orang yang bukan muslim, dalam kehidupan sehari-hari didiskriminasi?

Kembali pada Ahok. Kenana dia menyentil Al Maidah, ya supaya kita ribut dong. Supaya sentimen agama kita muncul, lalu kita ribut sesama kita. Dan untuk selanjutnya, negeri yang kita cintai ini tercerai berai.

Jadi apakah Ahok keslimpet? Tentu tidak. Apakah ia marah dijadikan terdakwa? Tentu tidak. Apakah pengadilan bingung dan takut menghukum Ahok? Tentu tidak.

Semua disengaja. Supaya negeri ini hancur berantakan, lalu Cina leluasa masuk dan jadi penguasa. Ingat, Cina punyak hak veto di PBB, organisasi dunia yang tidak mendukung HAM itu (walau mereka mendengung-dengungkannya).

Mungkin akan ada yang berargumen, Ahok banyak membangun gereja di DKI, dan banyak juga meruntuhkan masjid, berarti benar dia anak tuhan seperti yang dia sebut.

Oh no, itu disengaja. provokasi. Untuk mempertontonkan kesenjangan. Supaya saudara-saudara saya yang beragama Kristen merasa disanjung dan saudara-saudara saya yg beragama Islam merasa direndahkan. Devide et impera, kita sdh pernah dibegitukan bukan?

Kesimpulannya (ini sudah kepanjangan dan saya sudah capek), Ahok itu sengaja. Supaya kita terpecah belah, supaya pulau reklamasi lanjut dan lancar, supaya Cina Raya terwujudkan.

Siapakah Ahok?

Anak Tuhan? Pasti bukan. Anak tuhan pasti penuh kasih, mulutnya tertata dan terjaga, sikapnya santun dan menyejukkan. Jadi siapa Ahok? Dia eksekutor pimpinan-pimpinannya, yang bernafsu mewujudkan Cina Raya dengan menginvasi negeri lain. Siapa pimpinan-pimpinan Ahok? Semoga Allah segera menunjukkan kepada kita semua.

Lantas kenapa pemerintah (baca : penguasa) begitu membela Ahok? Sangat massif malah. Tentu karena ada kesepakatan setan di belakang.

Lho kok mrk mau? Mereka kan Indonesia? Jawabnya simpel, karena mereka bodoh dan merasa bahwa mereka akan hidup dan berkuasa selamanya. Mungkin bosnya Ahok menjanjikan begitu pd mereka. Padahal, ketika Indonesia Raya yang indah ini jadi Cina Raya, mereka akan bukan lagi siapa-siapa lagi.

Pengkhianat tidak pernah punya tempat, baik di sisi musuh maupun di sisi lawan. Itu rule of the game.

Jadi bagaimana menghentikan ide Cina Raya ini? Mari kita jadi Indonesia Raya lagi. Yang beragam dan selalu saling menghargai. Lalu apa lagi? HENTIKAN REKLAMASI. Bagaimana caranya? Kalahkan Ahok.

Ingat, Kristen dan Islam di Indonesia tidak pernah bermusuhan. Musuh kita hanyalah kekuatan apa saja yang hendak memecah belah NKRI yang kita cintai ini. Dan saat ini, musuh kita adalah ide Cina Raya dengan segala taktiknya.

Ayo seluruh rakyat Indonesia, apa pun agama dan sukumu, mari bersatu menjaga Indonesia Raya. Hentikan siapa saja yang hendak mengganggu kita. Hentikan ide Cina Raya di negeri kita ini, sekarang dan selamanya.

Allaahu Akbar !!!

Penulis:  FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

Facebook Comments Box