Kunspek ke Jambi, Firman Minta RUU Perkelapasawitan Dibahas Hati-hati
JAKARTA, Lintasparlemen.com –Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Firman Soebagyo mengapresiasi sambutan Wakil Gubernur (Wagub) Jambi Fachrori Umar selama kunjungan pihaknya dalam menyerap aspirasi masyarakat Jambi terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2017.
Dalam kunjungan Baleg DPR RI tersebut, kata Firman, fokus menyerap aspirasi masyarakat terkait RUU Perkelapasawitan dan RUU Perlindungan serta Pengakuan Hak Masyarakat Adat.
Firman yang juga Pimpinan Rombongan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Baleg DPR RI ke Provinsi Jambi itu, berharap kunjungan kali ini mampu menyerap aspirasi masyarakat sebanyak-banyak untuk menyempurnakan pembahasan RUU yang ada dalam Prolegnas 2017.
“Kita berharap dengan sosialisasi ini diharapkan bisa terjalinnya komunikasi dengan daerah dan para pemangku kepentingan khususnya selama proses pembahasan RUU yang akan dibahas. Supaya RUU yang akan menjadi UU itu bisa mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat,” ujar Firman seperti disampaikan Kontributor lintasparlemen, Yusra, Jambi, Kamis (22/2/2017) kemarin.
Menurut Firman, yang paling banyak menyita perhatian masyarakat dan pemangku kepentingan di Jambi, yakni terkait RUU perkelapasawitan. Karena di Jambi dikenal sebagai salah satu wilayah unggulan di Indonesia yang mengembangkan teknologi perkelapasawitan di Indonesia.
“RUU Perkelapasawitan ini perlu dibahas secara hati-hati dan mendalam. Karena kelapa sawit merupakan salah satu potensi besar penerimaan negara di luar migas. Akan tetapi, kita di Indonesia belum memiliki UU yang mengaturnya dengan baik terkait perkelapasawitan itu, dari hulu hingga hilir,” ujar Firman yang juga Sekretaris Dewan Pakar DPP Golkar ini.
Firman yang juga Ketum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKKP) ini menyampaikan, tahun 2017 terdapat 49 RUU yang masuk dalam Prolegnas. Sementara Provinsi Jambi menjadi salah satu daerah yang berkaitan dalam RUU Perkelapasawitan dengan luas lahan 574,514 ha yang menghasilkan sawit 1.297.620 ton tahun.
Untuk diketahui, pengembangan perkebunan kelapa sawit di Jambi mulai di tahun 60-an. Namun perkembangan perusahaan perkebunan kelapa sawit mulai diusahakan oleh PTPN di tahun 1993-1994 dengan sistem Pola Inti Rakyat (PIR) di Kecamatan Sungai Bahar, Buntut, Sungai Merkanding dan Tanjung Lebar di Provinsi Jambi. (Yusra)