Achmad Mustaqim: Calo Hajar Aswad Sudah Berlangsung Sejak Lama
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Anggota Komisi VIII DPR RI yang menangani soal Haji dan Umrah Achmad Mustaqim mengaku hampir menjadi korban calo Hajar Aswad. Ia menilai bahwa calo Hajar Aswad sudah lama berlangsung.
Tertangkapnya dua warga jamaah umrah Indonesia asal Balikpapan, Kalimantan Timur atas nama Sudiyono dan Eko Kurnia adalah efek dari percaloan Hajar Aswad di Makkah.
Sudiyono dan Eko ditahan oleh pihak kepolisian Arab Saudi karena menjadi calo Hajar Aswad sejak Senin (20/2/2017) lalu.
Menurut Mustaqim, soal percaloan di wilayah mekkah khususnya di sekitar Hajar Aswad adalah peristiwa yang sudah berlangsung puluhan lalu tanpa ada upaya menghentikannya.
“Beberapa tahun lalu saya pun mengalami hal seperti itu. Di mana saat itu saya sedang melakukan umroh,” cerita Mustaqim pada keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Politisi PPP ini mencerita, dirinya nyaris menjadi korban percaloan di Makkah di sekitar Hajar Aswad. Mustaqim kala itu disikut oleh dua orang Indonesia yang diketahui berasal dari Madura.
“Usai melakukan thowaf dan berlanjut sholat dua rokaat saya disikut oleh dua orang Indonesia, belakangan saya tahu mereka adalah orang Madura yang menawarkan diri ke saya apakah mau cium Hajar Aswad atau tidak?” ujarnya.
“Di tengah rasa penasaran, saya bertanya bagaimana caranya? Mereka menerangkan prosesnya dan besar pembayaran setelah berhasil. Oleh karena ada peristiwa penangkapan 2 orang calo Hajar Aswad ini harus menjadi momentum semua pihak ikut memberikan kontribusi dalam proses menghilangkan pola pencalonan di masjidil haram,” sambungnya.
Oleh karena itu, ia meminta Pemerintah melalui keimigrasian melakukan pendataan dan pengecekan secara ketat kepada orang-orang Indonesia yang bekerja di Arab khususnya wilayah Mekkah.
“Perlu dilakukan pembinaan secara rutin kepada pimpinan perusahaan penyelenggara haji dan umroh untuk ikut bertanggungjawab memberikan pemahaman dan kesadaran kepada para calon jamaah melalui bimbingan umroh maupun haji sebelum berangkat ke tanah suci,” jelasnya.
“Kita perlu menumbuhkan bagaimana kesadaran bahwa memaksakan diri dengan cara-cara yang tidak terpuji untuk menggapai Hajar Aswad akan mengurangi nilai-nilai kesucian ibadah umroh dan haji. Ini yang menjadi dasar dalam memberikan pemahaman kepada calon jamaah Indonesia,” pungkas Mustaqim. (HMS)