Harga Gabah Anjlok, Andi Nawir: Kita Sudah Minta Pemerintah Harga Gabah Dinaikkan!
PINRANG, Lintasparlemen.com – Anggota Komisi IV DPR RI Andi Nawir yang mengurus soal pertanian ikut angkat suara terkait anjloknya harga gabah di sejumlah daerah di Indonesia. Andi Nawir mengaku sudah menyampaikan pada pemerintah untuk menaikan harga gabah tersebut.
Seperti diwartakan, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani hanya berkisar Rp 3.500 – Rp 3.700 per kilogram, turun Rp 600 dari masa panen sebelumnya. Para petani berharap harga gabah kembali terdongkrak naik di pasaran.
“Berdasarkan Inpres Nomot 5 Tahun 2015 Harga Pembelian Pemerintah Atau HPP gabah kering sawah Rp 3750 dan kering giling Rp4600. Jadi harga gabah petani sekarang diharga Rp 3700,” ujar Andi Nawir saat dihubungi lintasparlemen.com, Pinrang, Ahad (4/3/2017).
Karena itu, politisi Partai Gerindra asal Dapil Sulwesi Selatan III ini, meminta pihak pemerintah termasuk Bulog mengambil langkah cepat agar harga gabah kembali normal. Ia meminta pada pihak Bulog untuk turun ke desa-desa membeli gabah milik para petani.
“Itu sudah di bawah harga pemerintah maka Bulog harus turun tangan membeli. Dan memang aspirasi masyakat mengusulkan supaya HPP dinaikkan,” ujar mantan Bupati Pinrang ini.
Andi Nawir mengaku, pihak DPR sudah sering menyampaikan kepada pihak pemerintah perihal harga gabah para petani usai panen untuk dinaikan. Tujuannya, agar petani bisa menikmati hasil pertanian mereka, tidak seperti sekarang, hasil panen hanya bisa dinikmati oleh para tengkulak.
“Ini sudah sering kita sampaikan pada setiap rapat (di DPR) agar harga yang telah ditetapkan pemerintah supaya bisa ditinjau ulang untuk dinaikkan,” pungkasnya. (HMS)
Sebagai informasi, pada masa panen sebelumnya di Bulan September 2016, harga gabah mencapai Rp 4.200 – Rp 4.500 per kilogram, turun dari sebelumnya yang mencapai Rp 5.000.
“Di akhir pekan ini, disela sela kesibukan bangsa Indonesia mengurus Raja Salman, mengurus Ahok, cobalah perhatian kita menengok nasib petani yang terus menerus dianiaya oleh oligarki Pemerintahan Jokowi ini,” ujarnya.
“Mereka para penganiaya petani tersebut memperalat menteri perdagangan, menteri pertanian, menteri desa, BULOG dll. Mereka para pembantu Jokowi ini menampar petani dengan harga gabah yang saat rendah saat petani sedang panen sekarang ini,” lanjutnya.
TIdak hanya di Ciamis, sambungnya, harga gabah petani di kabupaten Sumbawa Nusa tenggara barat (NTB) yang sekarang sedang panen juga jatuh pada tingkat yang sangat rendah. Petani menjerit karena sekarat dengan harga gabah murah.
“Apakah ini sebuah kesengajaan karena permintaan cukong-cukong Taipan impor, dan para spekulan hasil pertanian. Apakah mereka hendak membunuh semua petani di negeri ini dengan cara membuat mereka bangkrut? Apakah ini strategi dan cara oligarki pemerijtahan jokowi mendapatkan upeti dari para cukong taipan impor beras dan komoditi pertanian?,” Tanyanya.
Menurut Daeng, jika Kementerian Desa, Kementerian Pertanian dan Bulog tak mampu sebagai solusi menyelesaikan masalah petani sebaiknya ketiga lembaga itu dibubarkan.
“Kalau demikian kami memita kepada Presiden Jokowi bubarkan Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, Bulog, dan alihkan anggaran mereka untuk menolong petani dan membeli gabah petani pada harga yang layak; adil dan beradab,” pungkasnya.