Ahok & Ahoker, Kalian Harus Bertanggung Jawab pada Situasi Ini
Oleh: Geisz Chalifah, Aktivis dan Penggiat Politik
Ramai diperbincangkan soal seorang nenek yang wafat dan tak disholatkan oleh tetangganya. Saya tak mau masuk kedalam hukum – hukum agama. Karena akan membuat perdebatan tafsir dan hadist yang saya bukan ahlinya.
Bukan seperti para Ahoker yang hanya modal ngutip pendapat ulama yang sesuai dengan kepentingannya lalu menjadikan tafsir mereka sebagai kebenaran mutlak.
Padahal ketika saya meminta mereka memberikan argumen untuk membantah ceramah Ustadz Husin Alatas (Rasil Am 720) tentang kepemimpinan, tak ada satupun yang berani. Karena Ustadz Husin bukan saja memahami tafsir Qur’an namun juga memahami akar kata dalam Alqur’an. Tak cuma bermodal copas dan ngutip sana sini.
Awal bermula penolakan terhadap Ahok menjadi Gurbernur menggantikan Jokowi, hanya dilakukan oleh segelintir umat islam yaitu FPI dan beberpa ormas islam lainnya. Tak ada demo besar-besaran tak ada dukungan masif terhadap Habib Rizieq maupun FPI.
Namun apa yang terjadi; kalian luar biasa angkuh, Setiap hari setiap saat menghina – hina umat Islam. Jauh sebelum Pilkada berlangsung bahkan belum ada calon lain yang ditetapkan. Beragam kalimat menghinakan tumbuh subur lalu lalang di jagat media sosial. “Lebih baik kafir tapi tidak korup dari pada muslim tapi koruptor.”
Kalimat yang melukai hati itu kalian perdengarkan setiap saat. Tak lama kemudian muncul lagi pernyataan dari penggiat survei: Islam yg berkemajuan adalah yg memilih Ahok. Maka bila dibalik logikanya, maka mereka yang tak memilih Ahok adalah umat Islam yang mundur yang terbelakang.
Pengumpulan KTP untuk Ahok berlangsung masif, dukungan pada Ahok mencapai satu juta KTP, kalian semakin jumawa semakin arogan sambil terus menerus meledek dan menghinakan mereka yang tak setuju pada Ahok.
Dan semua yang tak setuju pada Ahok kalian masukkan dalam satu keranjang bernama Islam. Seolah tak ada alasan bagi siapapun untuk menolak Ahok kecuali hanya alasan agama.
Ahoker telah membangunkan ratusan bahkan jutaan orang lain yang tadinya hanya netral netral saja menjadi marah. Karena generalisasi kalian lakukan dengan sangat dungunya.
Bukan cuma Almaidah 51 yang diucapkan Ahok di pulau seribu menjadi pemantik dari demo jutaan umat islam, tapi jauh dari sebelum itu kalian telah membakar bara api dalam sekam.
Kini hasilnya kalian rasakan sendiri karena semakin keras sebuah tekanan maka bandulnya akan berbalik kepada kalian sendiri.
Bukan Anies Baswedan yang harus bertanggung jawab karena dia tidak ada sama sekali ketika kalian berteriak dan bersikap rasis, Anies belum hadir sebagai Cagub ketika kalian menghina hina umat Islam yang tak menyukai arogansi Ahok yang selalu dibenarkan oleh kalian para pendukung yang tak kalah jumawanya.
Kini ketika perlawanan terhadap keangkuhan Ahok dan Ahoker yang di pertontonkan selama ini mengeras, Anehnya kalian meratap ratap meminta Anies untuk bertanggung jawab dari kemelut yang kalian bangun dan ciptakan sendiri.