Djarot Diusir, Kalian Sembah Tuhan atau Pemuja Setan?
Oleh: Prof. Sumanto Al Qurtuby, PhD, Antropologi dan Sosiologi di King Fahd University Arab Saudi, Visiting Research Fellow, The Joan B. Kroc Institute for International Peace Studies, the University of Notre Dame, Indiana, USA
Coba Anda lihat, tonton, dan dengarkan baik-baik bagaimana ulah, sikap, perkataan, dan perilaku sejumlah gerombolan oknum umat Islam sontoloyo ini terhadap Pak Djarot Saiful Hidayat saat beliau menghadiri acara di Masjid At-Tin. Beliau disoraki, diteriaki, dikatain ‘anak babi’, dan diusir dari masjid.
Padahal beliau adalah seorang Muslim, pemimpin Jakarta, dan datang ke masjid karena memenuhi undangan. Padahal beliau adalah orang yang santun, polos, baik hati, tidak pernah berkata kotor dan kasar.
Padahal beliau, tidak seperti sejumlah tokoh Muslim lain, tidak pernah mengumpat, memaki, apalagi mengkapir-sesatkan orang lain. Hanya karena berpasangan dengan Ahok, beliau ikut menjadi korban keberingasan massa yang kalap.
Inilah akhlak yang kalian pertontonkan kepada masyarakat? Betul-betul memalukan! Ajaran Islam mana yang mengajarkan kalian berbuat seperti ini? Ayat Al-Qur’an yang mana yang mengajarkan perbuatan norak kalian ini? Hadis Nabi Muhammad yang mana yang mengajarkan perilaku kotor kalian ini?
Kalian hobi menuduh orang lain sebagai “penista agama” padahal sebetulnya kalian sendiri yang telah menistakan agamamu. Kalian sibuk menuding orang lain telah merendahkan Islam, padahal, kalian sendiri yang membuat Islam menjadi tampak rendah.
Sadarlah bahwa perilaku norakmu itulah sebetulnya yang membuat wajah Islam semakin buruk dan bopeng. Sadarlah perilaku norakmu itu sama sekali tidak akan membuat Islam menjadi jaya dan gagah perkasa. Bahkan sebaliknya, perilaku norakmu itu justru telah membuat Islam ini tampak seperti agama yang hina-dina.
Jika kalian mengklaim Islam sebagai agama yang baik dan rahmat buat alam semesta, maka tunjukkanlah dan buktikanlah dengan perkataan dan perilaku baikmu, bukan malah sebaliknya.
Ingat, Nabi Muhammad yang agung itu diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia, bukan untuk mengislamkan mereka. Camkan itu.
Tapi apa yang terjadi. Kalian sendiri yang justru tidak menunjukkan akhlak baik terhadap sesama, bahkan terhadap sesama Muslim sendiri. Kalian jadikan masjid yang suci untuk melakukan tindakan kotor. Kalian berzikir tapi pada saat yang sama megucapkan kata-kata kotor.
Mulut kalian komat-kamit membaca wirid tapi hati dan pikiran kalian busuk dan kotor-njetor. Kalian mengagungkan nama-Nya tapi merendahkan mahkluk ciptaan-Nya. Kalian memuja-Nya tapi menistakan makhluk ciptaan-Nya.
Jika beragama malah membuat kalian menjadi kalap dan beringas, saya khawatir sebetulnya kalian ini bukan menyembah Tuhan tapi memuja Setan.*)