Menarik Dibaca, “Udik Jongoser Ahoker Itu…”
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Adalah Geisz Chalifah, tokoh muda pergerakan dengan berbagai kesibukan, yang lahir dan besar di Jakarta.
Geisz memiliki Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Mandiri yang ia bina selama ini. Hebatnya lagi sekolah itu berdasarkan keputusan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) mendapat predikat sebagai sekolah terbaik nomor dua se-Provinsi DKI Jakarta dengan akreditasinya 98,00, atau sama SDS Perguruan Cikini yang memperoleh peringkat pertama.
Saat Pilkada digelar, melalui media sosial (Medsos) Facebook dan Twitter miliknya, ia kerap melontarkan gagasan menarik dari berbagai perspektif.
Yang teranyar, Direktur Yayasan Rahmatan lil Alamin, ini menyentil Ahoker di Facebook. Ingin tahu seperti apa?
“Mereka (Ahoker) ini kan sok suci. Mereka anggap dirinya paling pluralis daripada kelompok yang lain. Ini kan tidak benar,” kata Geisz saat dihubungi lintasparlemen.com menanyakan alasan menulis status di akun Facebook-nya.
Berikut sentilan Geisz pada Ahoker:
Saya tak membahas orang banyak, status ini saya tujukan hanya pada orang-orang pendukung Ahoker yang saya kenal yang berlagak sok paling pluralis.
Agak janggal melihat keangkuhan mereka di media sosial. Latar belakangnya udik, masuk Jakarta baru beberapa tahun. Umumnya cari kerja lalu gabung di LSM atau jadi staf di berbagai tempat apa itu lembaga penelitian.
Kalau kebetulan lagi kumpul lalu kami (anak Jakarta) cerita masa masa SMA dan situasi saat itu. Mereka cuma pendengar pasif. Mereka tak tahu sejarah Bulungan dan kreatifitasnya.
Mereka juga ga faham antara jembatan semanggi sampai bundaran HI tempat er eran di masa itu. (gue ga mau terjemahkan apa itu itu er eran) karena mereka memang ga faham.
Lucunya sekarang ini, mereka para udik itu sok bergaya paling modern, sok paling pluralis sambil mengajarkan kita menjadi umat Islam yang pro kebhinekaan.
Aneh bin ajaib, dari masih kecil kita di Jakarta sudah terbiasa dengan perbedaan. Sudah terbiasa dengan yang namanya bertetangga dan bermain dengan yang berlainan agama dan lain sebagainya.
Lah sekarang mereka ngajarin kita untuk hal semacam itu. Udik jongoser Ahoker itu memang ga tau diri.