Sukamta: Pemerintah Harus Aktif Galang Dukungan Hentikan Konflik Suriah!
JAKARTA, Lintasparlemen.com -Serangan senjata kimia di kawasan Khan Sheikhoun, Suriah yang menewaskan 58 orang, dan juga serangan rudal Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut sebagai respons balasan atas serangan senjata kimia itu.
Bahkan konflik di Suriah malah memasuki babak baru dengan serangan rudal AS ke pangkalan udara Al Shayrat dengan keterlibatan sejumlah negara yang makin memperunyam masalah.
Merespon itu, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta mengusulkan Pemerintah Indonesia berperan aktif menggalang dukungan dari berbagai negara untuk untuk penghentian konflik di Suriah tersebut.
Sukamta menilai perang Suriah malah bergerak ke arah yang semakin buruk dengan kehadiran Rusia. Apalagi, tambah Sukamta, sebelumnya Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa dan Timur Tengah terlibat dalam konflik berkepanjangan ini.
“Dengan kehadiran sejumlah negara ke Suriah tidak dalam motif misi perdamaian, tetapi dalam kerangka membantu secara militer ke berbagai faksi yang bertikai. Ini kan makin membuat Suriah terus bergejolak tanpa henti,” kata Sukmata, Sabtu (8/4/2017) kemarin.
Untuk itu, Indonesia memiliki kewajiban terlibat aktif memulai resolusi perdamaian di Suriah. Dengan prinsip politik luar negeri bebas-aktif. Sukamta menilai Indonesia bisa mencairkan komunikasi di antara mereka.
Apalagi Indonesia juga disebut memiliki hubungan baik yang cukup baik dengan AS, Rusia, dan beberapa negara Timur Tengah yang terlibat konflik di Suriah saat ini.
“Alasan itu Indonesia bisa ikut mendamaikan dengan mendesak PBB untuk menyelenggarakan sidang umum dengan agenda penghentian konflik berkepanjangan di Suriah,” ujar Sukamta.
Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir segera mendesak PBB untuk segera menyelesaikan konflik Suriah.
“Indonesia mendesak PBB untuk segera menyelesaikan konflik di Suriah,” kata Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir seperti dikutip detik.com, Ahad (9/4/2017).
Indonesia juga mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah. Seperti diwartakan sebelumnya, pekan lalu gas sarin dihembuskan ke udara oleh pihak yang tak diketahui siapa. Lebih dari 80 warga dan anak-anak Suriah tewas mengenaskan akibat gas mematikan itu.
Namun, pihak Amerika Serikat meyakini gas sarin itu dilepas oleh agen pemerintah Suriah melalui pangkalan udara Al Shayrat.
Sementara Presiden AS Doland Trump kemudian memerintahkan serangan terukur ke pangkalan Al Shayrat. Lima orang dilaporkan tewas akibat serangan rudal ini.
Yang menjadi masalah kemudian, serangan Amerika Serikat itu dilakukan tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan PBB. Sehingga banyak pihak yang mengecam serangan AS ini. (HMS)