‘Dwelling Time Dibutuhkan Satu Analisa Kinerja’
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Deputi Bidang Proses Bisnis PP-INSW Hari S. Noegroho mengatakan, sebagai dampak dari kesepakatan ASEAN untuk membentuk layanan ASEAN single window (ASW) sebagai fasilitas perdagangan antar negara ASEAN secara single sindow (one stop servis). Maka Indonesia memilih mempergunakan NSW hubungan sebagai solusi single window.
Menurut Hari, Indonesia pada kesempatan ini telah menyertakan layanan sesuai standar global. Hal itu disampaikan pada Acara Seminar Kaukus Muda Indonesia (KMI), Hotel Le Meridien Rabu (12/4/2017) kemarin.
“Dalam strategi terapan dibutuhkan untuk merubah sebaran pulau layanan dan informasi Per K/L menjadi integrated INSW secara bertahap sesuai dengan kondisi yang ada pada saat terapan dengan mengotomasi pergerakan dokumen elektronik,” jelasnya.
Hari mengungkapkan, mewujudkan terapan layanan single window di semua K/L diupayakan bisa dilakukan bertahap untuk menerapkan single submission single, synchronous process dan single decission.
“Adapun Progres INSW disusun sejak 2007 untuk memenuhi jadwal ASEAN yang telah menyepakati NSW bagi negara peserta secara resmi digunakan sejak 2008 melalui www.insw.go.id, dengan dukungan teknis seluruh K/L untuk melakukan penataan proses bisnis dan standarisasi sehingga integrasi antar instansi dimungkinkan,” paparnya.
Untuk menata Dwelling time, kata Hari, maka dibutuhkan satu analisa kinerja pada pergerakan dokumen dan proses pelaksanaan yang belum mencerminkan semua risiko penghambat layangan Pelabuhan seperti perilaku usaha kinerja operator.
“Untuk mengurangi resiko penambahan waktu pre custom clearance yang seharusnya terjadi dengan satu, evaluasi proses rekomendasi dan perizinan. Itu seharusnya selesai sebelum barang datang dengan melakukan tindakan untuk mempercepat proses rekomendasi dan perjanjian agar selesai sebelum barang datang atau berangkat,” jelasnya. (JODIRA)