Banteng Muda Indonesia Minta Polri Usut Tuntas Kasus Pengusiran Djarot dari Mesjid

 Banteng Muda Indonesia Minta Polri Usut Tuntas Kasus Pengusiran Djarot dari Mesjid

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Organisasi sayap partai PDI Perjuangan, Banteng Muda Indonesia (BMI) mengecam keras pengusiran paksa calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Syaiful Hidayat usai melaksanakan sholat Jumat di Mesjid al-Atiq, Tebet, Jakarta Selatan.

Sekjen DPP BMI H. Antoni Wijaya, S.H menyatakan, pengusiran terhadap Djarot Syaiful Hidayat dari mesjid adalah perbuatan yang sudah tidak bisa ditolerir. Menurutnya, perbuatan itu adalah perbuatan yang sangat tidak mencerminkan nilai-nilai islam.

“Itu perbuatan yang sangat biadab. Kami minta polri mengusut tuntas kasus pengusiran paksa terhadap Pak Haji Djarot di mesjid al-Atiq, Tebet, karena pengusiran itu adalah bentuk intimidasi kepada Pak Haji Djarot,” kata Antoni Wijaya di Jakarta, Jumat, 14 April 2017 kemarin.

Ia juga menduga pengusiran paksa terhadap mantan walikota Blitar itu didalangi oleh aktor intelektual pendukung pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

“Kami sangat yakin, pasti ada aktor intelektual di balik pengusiran itu. Karena motif pengusiran itu bukan baru kali ini terjadi, dan ini tidak bisa dibiarkan. Bentuk intimidasi yang dilakukan secara berulangkali adalah ancaman yang sangat serius,” ujarnya.

Ia menambahkan, kasus pengusiran paksa terhadap Djarot Syaiful Hidayat itu adalah salah satu bentuk provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperkeruh suasana damai dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 19 April mendatang.

“Kami juga mengimbau seluruh warga Jakarta, khususnya pendukung Ahok-Djarot untuk menahan diri dari provokasi-provokasi jelang pemilihan ini,” pungkasnya.

Selain itu, Ia pun mendesak kepada calon gubernur nomer urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk memberitahukan atau mengajarkan kepada seluruh tim sukses serta simpatisannya tentang kompetisi yang sportif, adil dan jujur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta ini.

Sebab, lanjut Antoni, demokrasi yang sehat dalam pemilihan calon pemimpin yang sehat tidak pernah membenarkan intimidasi seperti pengusiran paksa yang dilakukan oleh pendukung Anies-Sandi itu.

“Kami minta Pak Anies dan Pak Sandiaga juga turun tangan dalam kasus ini. Kami minta mereka untuk mentertibkan para pendukungnya di lapangan, ini penting untuk menghindari benturan di lapangan. Mereka harus ajarkan kepada pendukungnya tentang demokrasi, tentang kebhinekaan, tentang hak warga negara Indonesia untuk bebas menentukan pilihan politiknya,” jelas Antoni. (Panji)

Facebook Comments Box