Ini Usulan Hendropriyono Menghadapi Situasi Negara Makin Genting!
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pertama, Abdullah Makhmud Hendropriyono atau sering disebut A.M. Hendropriyono angkat suara terkait situasi politik yang semakin memanas di dalam negeri, khususnya ibukota negara DKI Jakarta menjelang Pilkada DKI Jakarta Putaran II.
Menurut AM Hendropriyono, saat negara seperti ini tak diperlukan dialog lagi. Karena momen yang paling tepat dalam berdialog itu, yaitu sebelum terjadinya krisis.
“Mungkin berdialog seperti sebelum masa kritis itu sudah terlambat. Kalau cuma dialog saja karena orang sudah sudah berkelahi sudah pukul-pukulan itu sudah terlambat,” kata Hendropriyono pada lintasparlemen.com, Jakarta, Rabu (6/4/2017) lalu di kantornya.
Untuk itu, Hendropriyono mengusulkan usai Pilkada DKI digelar perlu memunculkan kembali ide wajib militer (Wamil) untuk pemuda berusia 18 hingga usia 40 tahun. Tujuannya, agar nasionalisme yang ada di dalam benak generasi muda ke depan lebih kokoh dan tidak tercabik-cabik lagi seperti saat ini.
Karena melalui wajib militer, lanjut Ketua Umum PKPI ini, pemahaman soal kebangsaan Indonesia sudah satu, tidak seperti sekarang, memiliki pemandangan berbeda-beda memaknai nasionalisme.
“Kalau sudah berkelahi mana orang mau berdialog. Tentu, cara menghentikannya dengan membuat atau memberlakukan kembali ide wajib militer untuk para pemuda Indonesia seumur 18 sampai 40 tahun,” usul Hendropriyono.
“Dalam undang-undang militer ini setiap warga Indonesia wajib mempertahankan dan membela negara di atas apapun. Membela negara di atas apa-apa lagi, karena masyarakat Indonesia harus membela negara yang nomor satu, Indonesia,” sambungnya.
Wamil biasanya diadakan guna untuk meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan, keberanian dan kemandirian seorang untuk pria lelaki. Yang harus wamil biasanya adalah warga pria. Warga wanita biasanya tidak diharuskan wamil, tetapi ada juga negara yang mewajibkannya, seperti di Israel, Korea Utara dan Suriname. (HMS)