Nurhayati Ali Assegaf Sosialisasi Makna Empat Pilar pada Pedagang PKL
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat DR Nurhayati Ali Assegaf, MSi mengatakan sosialisasi Empat Pilar mulai gencar disosialisasikan oleh lembaga MPR RI sejak periode 2004-2009 lalu.
Sejak itu, MPR tak pernah berhenti mensosialisasikan makna Empat Pilar kepada masyarakat di seluruh Indonesia sebagai bekal untuk menyonsong masa depan yang lebih baik.
Menurut Nurhayati, pengenalan dan pengamalan Empat Pilar dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, termasuk masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang di pasar tradisional dan pedagang kaki lima (PKL)
“Masyarakat kita perlu mengetahui apa itu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI sebagai wujud dari empat pilar di negeri ini. Apapun profesi atau pekerjaan Bapak itu, termasuk pedangang,” kata Nurhayati saat sosialisasi Empat Pilar kepada pedagang pasar dan PKL di Jalan Timah No 4 Malang, Jawa Timur, Sabtu (15/4/2017) lalu.
Untuk itu, Nurhayati yang juga menjabat Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini berharap, perlunya lembaga pemerintah ikut terlibat secara aktif mensosialisasikan Empat Pilar, bukan hanya MPR RI seperti selama ini.
“Sosialisasi Empat Pilat buat masyarakat itu sangat penting. Sehingga kita perlu lembaga eksekutif ikut mensosialisasikan Empat Pilar pada masyarakat. Karena lembaga MPR memiliki keterbatasan dalam masalah kewenangan,” terang Anggota Komisi I DPR RI ini.
Nurhayati menyampaikan, MPR RI memiliki banyak keterbatasan, seperti tak mempunyai kepanjangan tangan di daerah, berbeda dengan lembaga pemerintahan. MPR juga memiliki anggaran terbatas yang sangat minim, mayoritas anggotanya sibuk di DPR dan DPD RI.
“Bisa dipahami Bapak-Ibu (para pedangang) kurang memahami empat pilar itu apa? Beda dengan dulu waktu Orde Baru, ada Penataran P4 dan lembaga BP7. Padahal, Empat Pilar untuk menguatkan karakter kebangsaan di tengah masyarakat kita,” paparnya.
Ironisnya, lanjut Nurhayati, masyarakat Indonesia saat ini banyak yang antipati bahkan tidak tahu apa saja Empat Pilar dari bangsa ini. Di mana UUD 1945 dan Pancasila adalah ideologi dan konstitusi yang telah memperkuat peran negara.
“Sementara, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia yang harus tetap eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena merupakan pemersatu yang memang multikutural dan multietnis ini,” terang alumni aktivis HMI ini.
Ia mengatakan konsep Bhinneka Tungga Ika berkontribusi besar untuk mempertahankan dan menjaga persatuan kesatuan dari keutuhan NKRI selama ini.
“Kita berharap nilai-nilai kebangsaan yang termaktub dalam Empat Pilar dapat dipahami untuk diamalkan dengan baik oleh seluruh eleman masyarakat, termasuk Bapak-Ibu (pedangan PKL). Negara kita kuat persatuannya karena ditopang dari pengamalan nilai-nilai kebangsaan tadi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Nurhayati. (LIA)