Ini Harapan DPR di Hari Pendidikan Nasional
ACEH, Lintasparlemen.com – Anggota Komisi X DPR RI Muslim angkat suara terkait dunia pendidikan di Indonesia. Muslim menilai mutu pendidikan Indonesia masih jauh di bawah negara Asia apalagi negara maju seperti negara Eropa.
Alasan itu, Muslim meminta pemerintah menjadikan momentum Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari ini, Selasa (2/5/2017) untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
“Pemerintah harus serius lagi mengelola dunia pendidikan di Indonesia sesuai aturan yang sudah ada. Harapan kita di Hari Pendidikan Nasional ini, dunia pendidikan kita memiliki kualitas yang baik,” pinta Muslim saat dihubungi lintasparlemen.com.
Di Swiss, lanjut Muslim, sekolah Taman Kanak-kanak (TK) memiliki tenaga pengajar tamatan doktor (S3). Berbeda dengan tenaga pengajar di Indonesia jauh di bawah standar yang ada.
“Bagaimana dengan tingkat SD hingga perguruan tinggi, pasti lebih berkualitas lagi tenaga pendidikan mereka di Swiss. Intinya, kita di Komisi X ingin agar SDM yang menjadi pengajar ini lebih baik lagi. Setelah itu, bagaimana kesejahteraan para guru sebagai tenaga dipenuhi oleh pemerintah,” jelas Muslim.
Politisi Partai Demokrat asal Dapil Aceh ini menyayangkan sejumlah daerah di Indonesia yang masih mengandalkan tenaga pengajar dari guru honorer. Wajar saja, terangnya, kualitas pendidikan tidak membaik dari tahun ke tahun.
“Yang jadi masalah sekarang di sejumlah daerah, guru yang punya sertifikasi guru, malah tidak mengajar. Yang mengajar para tenaga honorer yang memiliki tingkat pendidikan belum memadai,” terangnya.
“Kita tak perlu bandingkan mutu pendidikan negara lain seperti Eropa, yang kualitas pendidikannya sudah baik. Di Asia saja Indonesia masih di bawah negara lainnya. Ini kan harus diperbaiki,” sambungnya.
Untuk itu, Muslim meminta pemerintah fokus memperbaiki tenaga pengajar di seluruh Indonesia. “Saran saya SDM perlu ditingkatkan duly untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyakat Indonesia.”
“Alhamdulillah, sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi sudah diwajibkan S2. Ini sudah bagus. Namun ditemukan, beberapa kampus masih menggunakan tenaga S1 sebagai pengajar.”
Muslim menyarankan pada pemerintah melibatkan seluruh stakeholder pendidikan untuk memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena perbaikan sektor pendidikan tak bisa diraih tanpa ada kerjasama seluruh pihak.
“Kita ingin, mutu pendidikan Indonesia ke depan lebih baik lagi. Atas kerjasama antara Pemerintah dan DPR kita bisa wujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas tinggi,” pungkasnya. (HMS)