Alumni HMI: Tak Satupun Etnis Cina Rumuskan Dasar Negara

 Alumni HMI: Tak Satupun Etnis Cina Rumuskan Dasar Negara

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Hermanto

JAKARTA,Lintasparlemen.com – Alumni aktivis HMI Hermanto menilai dengan kondisi negara seperti ini umat Islam Indonesia sangat pantas diidentikan dengan NKRI dan Pancasila.

Pernyataan Hermanto itu karena bukti sejarah di dalam negeri sangat kuat yaitu susunan anggota panitia delapan dan panitia sembilan yang diamanatkan oleh BPUPKI untuk merumuskan dasar negara mayoritas adalah bapak bangsa Islam dan tak satupun etnis Cina.

Alasan itu, Hermanto yang saat ini duduk di Komisi IV DPR RI, merasa dirinya risih dan aneh jika tiba-tiba etnis Cina yang saat ini menguasai sekitar 80 persen sumber ekonomi di dalam negeri.

“Jadi sangat aneh jika saat ini tiba-tiba kelompok yang pernah berkhianat pada bangsa menganggap diri sebagai simbol Pancasilais dan NKRI. Pandangan ini merupakan upaya memutar balikkan fakta sejarah. Jangan tertipu,” kata Hermanto, Sabtu (6/5/2017).

“Mereka wajib berterimakasih pada bangsa Indonesia karena hidup dengan tenang menguasai kurang lebih 80 persen sumber ekonomi dan menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar yang mayoritas penduduknya umat Islam,” sambung Hermanto.

Umat islam, menurut Hermanto, wajib mengambil peran mengisi ruang publik dengan menguasai sumber ekonomi demi prinsip keadilan. Hidup berdampingan, damai tanpa provokasi.

“Kita semua adalah anak bangsa dilindungi oleh Pancasila dan Konstitusi Negara. Pada masa penjajahan, umat islam di bawah bimbingan ulama bersatu mengusir penjajahan untuk merebut kemerdekaan. Kemudian pada masa kemerdekaan menyatukan NKRI melalui rumusan Pancasila pada sidang panitia delapan dan panitia sembilan,” paparnya.

Masa orde lama, terangnya, umat Islam bersama TNI menyatu menumpas pemberontakan PKI yang hendak mengkudeta Pemerintahan yang syah dan melakukan pembantaian terhadap ulama dan umat Islam.

“Nasakom sebagai kamuflasenya. Masa orde baru, diuji lagi dengan peristiwa Tanjung Priok dan azas tunggal Pancasila. Masa reformasi kembali diuji dengan dengan sistem demokrasi pemilihan langsung berhadapan dengan kaum liberal berbau komunis dengan dukungan kaum kapital,” ungkap Anggota Komisi IV DPR ini.

Ia menyampaikan, dari beberapa fase perjalanan sejarah bangsa Indonesia nampak jelas dan sangat kuat bahwa sesungguhnya umat islam adalah sokoguru utama bangsa yang mempertahankan NKRI. (HMS)

Facebook Comments Box