Paham Radikal Masuk Kampus, Anggota DPR PDIP: Ini Tidak Benar!

 Paham Radikal Masuk Kampus, Anggota DPR PDIP: Ini Tidak Benar!

Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan dari Fraksi PDI Perjuangan

JAKARTA, Lintasparlemen.com – Politisi PDI Perjuangan Sofyan Tan menyampaikan rasa kekhawatirannya terkait masuknya organisasi yang dianggap pembawa paham radikal yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi Indonesia di lingkungan pendidikan seperti sekolah dan kampus.

Menurut Softan, pemahaman yang mengajarkan kepada murid dan mahasiswa bahwa Pancasila adalah ajaran yang bertentangan dengan nilai agama tertentu itu pola pendidikan yang sesat. Karena Indonesia dibangun atas dasar nilai-nilai kemajemukan.

“Saya kira itu sudah melawan dan sangat mengkhatirkan sekali. Karena Indonesia dibangun atas dari berbagai unsur yang ada. Di mana Indonesia memiliki 700 suku bangsa, 1100 bahasa dan terdiri dari berbagai agama, keniscayaan itulah yang tidak bisa kita pungkiri,” kata Sofyan seperti dikutip di web site DPR RI, Jakara, Jumat (26/5/2017).

Sofyan menyayangkan adanya pemahaman yang ingin menghapus Pancasila sebagai ideolog negara. Padahal, ideologi Pancasila lahir dari para pendiri bangsa.

Untuk itu, ia meminta pada para pendidik memberikan pemahaman yang benar pada generasi muda bangsa tentang pentingnya nilai Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara di Indonesia. Dan, Pancasila telah terbukti sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, yang tak mudah dipecah.

“Saya minta kepada pihak penanggungjawab di lembaga pendidikan terkait, apakah Rektor atau Dekan yang membidangi kemahasiswaan, untuk lebih jeli dan mawas diri melihat semua kegiatan yang dilakukan para mahasiswanya,” harapnya.

Sofyan yang juga Anggota Komisi X DPR RI ini menilai, jika suatu organisasi yang menjurus radikal bisa berkembang di dalam kampus kemungkinan besar karena kurangnya pengawasan yang dilakukan pihak Kampus.

“Saat ini, kami sedang membahas nilai pendidikan Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan yang sudah semakin minim. Malah sekarang yang dikejar-kejar nilai akademis yang berkaitan dengan sains. Itu kan tidak benar,” pungkas Sofyan. (Sofyan)

Facebook Comments Box