Ini Cerita Sebenarnya BaladaCinta Firza vs Habib Rizieq
JAKARTA, Kuasa Hukum Firza Husen (FH), Azis Yanuar SH MH mengatakan banyak berita bohong yang beredar terkait dengan kliennya. Azis membantah sejumlah tuduhan itu, khususnya foto dan chat bersama Habib Rizieq.
“Sehubungan dengan banyaknya berita yang beredar secara liar terkait kasus pidana dengan tersangka atas nama FH perlu kami sampaikan beberapa hal. Pertama, fotofoto dan chat yang diduga mengandung unsur pornografi yang melibatkan nama dan photo mirip FH maka selaku kuasa hukum perlu kami tegaskan bahwa FH TIDAK PERNAH membuat, menyimpan dan menyebarkan photo atau whatchat yang berisi content pornografi,” jelas Azis seperti diterima Wartawan, Rabu (31/5/2017).
“Keterangan FH ini sudah dituangkan ketika pemeriksaan di Kepolisian/dalam BAP yang merupakan dokumen hukum. Dengan demikian apabila ada pihak pihak yang masih tetap menyebarkan informasi bahwa FH yang membuat dan menyebarkan, maka informasi yersebut adalah informasi yang bersifat non yuridis formil dan opini jahat yang menyesatkan,” sambungnya.
Menurut Azis, barang bukti berupa HP dan whatchat yang digunakan sebagai alat bukti dalam pemeriksaan dan penyidikan tindak pidana dimaksud TELAH DISITA pada saat penangkapan terkait tindak pidana makar pada tanggal 2 Desember 2016.
Sehingga content, lanjutnya, pornografi yang beredar luas baik dalam bentuk chat maupun foto diduga terkait dan mirip FH muncul setelah hp dan wa disita pihak kepolisian. Dan merupakan hasil “case building” dari pihak penyidik yang semula menyidik tindak pidana makar terhadap FH.
“Photo yang beredar selama ini yang juga digunakan sebagai objek untuk diperiksa sebagai barang bukti menjerat FH dalam kasus dimaksud ini sudah merupakan hasil editing yang dibuktikan dgn ada beberapa icon di beberapa bagiannya. Oleh karenanya perkara ini jelas dibangun dengan menggunakan foto dan fake w.a chatting hasil proses editing,” paparnya.
Selaku kuasa hukum FH, terangnya, ia melihat bahwa kasus ini sarat dengan rekayasa dan bemaksud untuk menciptakan sensasi publik dengan tujuan utama untuk menghancurkan kredibilitas HRS dengan menyeret nyeret klien kami agar terlihat seolah logis.
“Tujuan utama perkara ini menghancurkan kredibilitas HRS adalah untuk meruntuhkan kepercayaan umat terhadap HRS agar tidak lagi mampu memimpin untuk menyuarakan kritik umat terhadap jalannya roda penyelenggaraan negara. Sikap anti kritik dari penguasa inilah yang kemudian menjadikan aparat penegak hukum melakukan abuse of power untuk membungkam pihak yang kritis melalui rekayasa hukum dan menjadikan hukum sebagai alat represi,” paparnya.
Azis menyimpulkan, kuat dugaan terhadap adanya politik balas dendam oleh para penguasa modal yang selama ini memback up berbagai kemaksiatan dan kerusakan serta kelompok yg berambisi menguasai Indonesia melalui kekuatan modalnya dengan cara mengadu domba berbagai elemen bangsa.
“Kelompok penjajah pemecah belah bangsa dengan mengembangkan issue intoleran dan radikalisme ini menggunakan tangan oknum aparat negara yang berhasil dibeli dengan menjadikan umat islam dan ulama sebagai target kriminalisasi sebagaimana yang dulu pernah dilakukan pemerintah hindia belanda terhadap para pejuang yang melawan penjajahan belanda,” jelasnya.
Ia menegaskan, ironi hukum yang paling buruk dalam UU pornografi adalah dengan menjadikan korban tindakan penyebaran pornografi sebagai tersangka, apalagi mengkriminalisasi seseorang dengan content porno hasil editing atau rekayasa dari orang yg tidak bertanggung jawab.
“Kami selaku kuasa hukum meminta aparat penegak hukum harus bertindak adil dan menjalankan asas equality before the law, bersikap profesional, modern dan terpercaya,” pungkas Azis. (HMS)