PKS: Pengucilan Qatar, Guncangan Bagi Dunia Islam
JAKARTA – Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi’ Munawar mengatakan, pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan oleh Arab Saudi dan para sekutunya terhadap Qatar diyakini akan mengguncang Dunia Islam.
Sebaiknya tidak perlu terjadi, pola penanganan masalahnya bisa diselesaikan melalui jalur diplomasi dan komunikasi politik antar negara teluk tersebut. Bagaimanapun Qatar yang tergabung dalam Gulf Country Countinent (GCC), memiliki peran strategis dan menentukan dalam berbagai persoalan di timur tengah atau bahkan dunia.
“Pengucilan Qatar dipastikan akan mempengaruhi konstalasi politik di timur tengah dan dunia pada umumnya. Karenanya perlu usaha konstruktif dan dialog untuk memastikan bahwa usaha diplomasi adalah satu-satunya jalan terbaik keluar dari krisis ini,” ucap Rofi’ Munawar dalam keterangan pers yang disampaikan kepada media, Jakarta, Rabu, (7/6/2017).
Legislator asal Dapil Jawa Timur ini menambahkan, dirinya cukup terkejut dengan langkah drastis yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutu kulturalnya seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab terhadap Qatar. Terlebih mereka semua tergabung dalam negara persemakmuran teluk, yang memiliki potensi sangat luar biasa di tingkat kawasan.
“Kita menyesalkan pungucilan ini terjadi, bukti bahwa proses diplomasi dan kesefahaman politik tidak berjalan optimal diantara negara-negara teluk. Tentu kita berharap ini tidak berlarut-larut dan melibatkan lebih banyak pihak karena akan membuat situasi semakin tidak kondusif,” tutur Rofi.
Anggota Komisi VII ini juga memandang pengucilan berupa pemutusan hubungan diplomatik dan embargo yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya terhadap Qatar akan mempengaruhi harga komoditas energi dunia, khususnya Liquefied Natural Gas (LNG). Mengingat negara tersebut saat ini merupakan produsen gas alam cair terbesar di dunia.
Rofi’ meminta Pemerintah Indonesia tetap berpegang teguh dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif dalam mensikapi krisis ini, dengan mendorong negara-negara yang berseteru membangun komunikasi yang konstruktif. Disisi lain, Pemerintah juga perlu secara proaktif memastikan proses mitigasi terhadap ratusan ribu pekerja Indonesia yang saat ini berkerja di Qatar.
“Indonesia harus senantiasa membangun dialog yang positif dengan seluruh pihak yang berseteru. langkah-langkah diplomatik yang terencana dan terukur diperlukan untuk memastikan proses kerjasama dengan negara-negar tersebut tidak terganggu dan menggangu investasi di Indonesia” pungkasnya
Sebagaimana diketahui, secara sepihak Arab Saudi memutus hubungan diplomatik bersama sekutunya Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Yaman, Mesir, Libya, Maladewa dan Mauritis. Langkah ini dilakukan, karena selama ini Qatar dianggap mendukung dan melindungi kelompok-kelompok teroris dan ekstrem, meski Qatar sendiri telah membantahnya. (RON)