Tokoh Maluku Ini Minta Polda Jogja Seret Oknum Polisi yang Aniayah Mahasiswa Maluku
YOKYAKARTA – Tokoh Pemuda Maluku Victor Farneubun mendesak pihak Kepolisian RI (Polri) untuk segera mengungkap pelaku penganiayaan yang menyebabkan kematian seorang mahasiwa Maluku di Yogyakarta dilakukan oleh oknum polisi. Victor minta Polri profesional menyidiki kasus tersebut.
“Kita ingin agar kasus pembunuhan ini diusut tuntas secara profesional oleh pihak kepolisian yang melibatkan oknum aparat kepolisian,” kata Viktor seperti yang disampaian lintasparlemen.com, Sabtu (9/6/2017).
Viktor menceritakan kronologi kejadian pembunuhan mahasiswa Kei di Yogya tersebut agar tidak terjadi pemutar balik fakta yang ada di lapangan. Ia yakin meninggalkannya korban karena pembunuhan.
“Pada tanggal 9 Juni 17 sekitar pukul 03.00 Wib, di kedai kopi (Coffee Shop), Jl. Babarsari Blok B7 -B10, Ds. Catur Tunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman telah terjadi pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia) berasal dari KEI Maluku Tenggara,” cerita Viktor menyampaikan mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarga yang menjadi korban pembunuhn atas nama Martinus Rezky Narwadan, kelahiran Ambon 18 Maret 1997, beragama Katolik.
Seperti penuturan dua sahabat korban yang juga jadi saksi, yakni Samuel Batlayer (Mahasiswa UNPROK 45) dan David Wuritimur (Pelajar) bahwa kronologis kejadian bermula sekitar pukul 01.30 Wib, korban bersama temanya (Saksi) nongkrong di depan ruko Babarsari.
“Tidak lama kemudian korban bersama Saksi menuju Kedai di depan Salon bermaksud mau pesan makanan. Sekira 02.20 Wib, korban bersama Saksi duduk di Kedai kopi, kebetulan di depan tempat duduk korban ada beberapa pengunjung kedai yang tertawa pas arah pandangan mereka mengarah ke korban sehingga korban dan saksi merasa tersinggung sehingga korban berdiri menanyakan kenapa kalian ketawa sehingga terjadi Cek-cok mulut akhirnya terjadi keributan di kedai, sehingga pemilik Kedai melaporan ke Polsek Depok Barat,” cerita Samuel.
Pada pukul 02.30 WIB, korban bersama temannya menuju parkiran bermaksud untuk pulang tetapi Anggota Polsek Depok Barat (identitas belum diketahui), tiba di TKP, dan langsung menendang korban. Sehingga terjatuh dari motor, korbanpun sempat melarikan diri namun di kejar oleh anggota Polsek itu.
Kemudian, lanjut Samuel, bertemu di depan Bank Papua Barbarsari tidak jauh dari TKP, korbanpun terus di pukuli oleh anggota Polsek itu dan diseret dibawa ke Polsek Depok Barat, sesampainya korban terus mendapat pukalan dari Anggota Polsek Depok Barat tersebut.
Pukul 03.00 Wib, Sdr. Paet, Sde. Anton Theo dan Alfian (teman korban) mendatangi Polsek Depok Barat, untuk menanyakan keberadaan korban dari pihak Polsek melarang untuk masuk ke dalam karena belum diambil BAP-nya.
Namun pada saat korban dimasukan ke mobil, teman korban menanyakan kepada petugas. “Saudara kita mau di bawakan ke mana tapi tidak dikasi tahu akhirnya teman korban kembali ke kos untuk berunding sama teman-teman,” ceritanya.
Pukul 04.00 WIB, anggota Polsek Depok Barat melihat korban kelihatan sudah keritis dan dibawa ke RS Bayangkara.
Pukul 10.00 Wib, Samuel bersama kawan korban lainnya kembali ke Polsek Depok Barat untuk menanyakan lagi keberada korban dari dan pihak Polsek pun menyampaikan bahwa korban sekarang berada di RS Bayangkara Jl. Adisucipto, Kec. Kalasan, akhirnya teman korban menuju ke Rumah Sakit.
Pukul 11.00 WIB, Samuel bersama kawan korban lainnya tiba di RS. Bayangkara dan langsung melihat korban sudah dalam keadaan kritis sudah diberi bantuan oksigen oleh pihak rumah sakit. Akhirnya dari pihak Samuel meminta rujukan ke RS Sarjito dan di setujui oleh pihak RS. Bayangkara.
Pukul 12.30 Wib, Samuel pun membawakan korban ke RS Sarjito dengan Mobil Ambulanc RS Bayangkara dalam kondisi sudah kritis.
“Pukul 01.00 Wib, Korban sampai di RS. Sarjito selanjutnya ditangani pihak UGD, tetapi sudah tidak bisa di tolong,” cerita Samuel.
Sekitar pukul 13.15 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia oleh pihak RS. Sarjito. Dan pukul 21.00 WIB, ratusan mahasiswa asal Kei, Saumlaki, Ambon dan Ternate melakukan aksi demo ke Polsek Depok Barat menuntut pelaku Oknum Kepolisian untuk bertanggungjawab atas tindak penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Pukul 23.00 WIB aksi mahasiswa dari Maluku kemudian melanjutkan aksi ke markas Polda DIY dan bertemu dengan pihak Kapolda yang diwakillan kepada Wakapolda untuk mempertanyakan kasus pembunuhan oleh anggotanya.
Pukul 01.00WIB, setelah melalui perundingan dengan pihak institusi Polda DIY. Maka Wakapolda menyatakan akan bertanggungjawab dan mengusut tuntas anggotanya yang telah membunuh korban.
Mahasiswa maluku kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah mendengar langsung pernyataan dari sesepu Maluku yang diwakilkan oleh abang Am. Kemudian oleh Wakapolda DIY yang berjanji akan menyelesaikan kasus ini secara transparan n sesuai Hukum yg berlaku.
Seperti disampaikan Viktor, korban mengalami luku di bagian kepala sebelah kanan, luka di telingah kanan, pelipis kanan bengkak membiru, tangan bagian kanan juga kiri luka-luka, mata bagian kiri bengkak tidak bisa di buka dan bagian belakang kepala mengalami luka serta mengeluarkan darah.
“Saat ini korban masih berada di kamar Jenazah RS Sarjito untuk menunggu dari pihak keluarga. Kami turut Berduka Cita dari Keluarga Besar IKAMALRA dan Mahasiswa Maluku di Yogyakarta,” kisah Viktor selaku tokoh Maluku.
(HMS)