Pemuda LIRA: Tak Ada Masalah Film Polisi ‘KAAYL’

 Pemuda LIRA: Tak Ada Masalah Film Polisi ‘KAAYL’

Salah satu penggalan dialog dalam Film yang juara dalam festival yang diselenggarakan Polri “Aku Adalah Aku yang Lain”

JAKARTA – DEWAN Pengurus Pusat (DPP) Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (LIRA)
Indra Lesmana menilai, tak ada yang perlu dipersoalkan dari film ‘Kau Adalah Aku yang Lain’ alias KAAYL. Film pemenang dalam Police Movie Festival IV 2017 itu memenuhi syarat sebagai pemenang meski telah menuai banyak pro dan kontra.

Indra menilai, pihaknya sangat mendukung penayangan video berdurasi 7 menit 41 detik itu. Ia mengusulkan agar menonton filmnya itu secara seksama dan utuh, baik dilihat dari seluruh sisinya, emosi, sosial, komunikasi, hingga kontennya.

“Saya lihat film ini sangat layak menjadi pemenang atau juara di ajang itu. Karena semua syarat sebagai juara sudah termuat dalam Film itu seperti mampu membawa perasaan penontonnya lebih emosional​, sedih, tertawa, dan takut,” jelas Indra pada pada lintasparlemen.com, Jakarta, Sabtu (1/7/2017).

“Kalau disimak rangkaian demi rangkaian sudah mencerminkan kondisi keseluruhan masyarakat kita. Ada orang yang fanatik, ada yang demokratik dan simpatik. Mengenai pengajian, tidak jarang saya menemukan pengajian yang menutup jalan terutama sekali di gang sempit yang hanya muat satu mobil saja,” sambungnya.

Bahkan ia menilai, film itu tidak ubahnya film-film lainnya, terbuka untuk dikomentari penonton. Untuk itu, sarannya, jika menonton sebaiknya hingga tuntas untuk memastikan tidak mengambil maknanya secara parsial.

“Saya heran dengan beberapa kalangan yang kontra film ini menganggap telah melecehkan Islam. Di mana letak melecehkannya? Apalagi sampai menuding film ini sebagai bagian dari upaya pihak kepolisian memberi stigma intoleran kepada umat Islam,” sesalnya.

Indra membandingkan film itu dengan film India yang sering ditonton masyarakat Indonesia. Menurutnya, tak ada masalah sebuah tayangan mengkritisi agama tertentu termasuk kinerja pihak kepolisian. Hal itu menjadi biasa dan lumrah dalam tayangan film.

“Cobo tonton film-film India yang banyak mengkritik kepolisian negaranya, mengkritik perilaku orang-orang yang juga salah dalam pemahaman agamanya,” ujarnya.

“Atau kamu tonton film Hidayah, atau yang sekarang tayang misalnya ‘Jodoh Pengantar Jenazah’. Di situ juga banyak ditayangkan karakter orang yang pemahaman agamanya ‘sedikit’,” pungkas Indra. (HMS)

Facebook Comments Box