‘Hindarkan Utang, Pemerintah Diminta Naikkan Tax Ratio’
JAKARTA – PRESIDEN hari ini menyampaika pidato kenegaraan dalam menyambut HUT RI ke 72 Tahun sekaligus menyampaikan pidato keuangan RAPBN 2018 di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2017).
DPP KNPI mengapresiasi optimisme pemerintah yang tergambar dalam nota keuangan RAPBN 2018 yang disampaikan tadi pagi.
“Namun kami menilai optimisme pemerintah tersebut akan membawa kita pada peningkatan pembiayaan APBN dari sisi utang,” kata Ketua Umum DPP KNPI Muhammad Rifai Darus melalui keterangan persnya.
Menurut Rifai, Dalam pidato Nota Keuangan Pemerintah yang disampaikan oleh Presiden itu, ada pembiayaan RAPBN 2018 difokuskan pada utang yang porsinya lebih besar dari instrumen pembiayaan lainnya.
Dalam RAPBN 2018 Pemerintah menetapkan target pembiayaan dari utang sebesar 399,24 Trilyun atau turun dibanding dalam APBNP 2017 sebesar 461,34 Trilyun.
“Memang kalau dilihat dan dibandingkan data tahun lalu, target pembiayaan pemerintah dari sisi utang memang turun, tapi DPP KNPI melihat dari sisi lainnya bahwa jika diakumulasikan dengan memakai data per juli 2017 sebesar 3.706 Trilyun, maka beban utang Indonesia bertambah dan menjadi 4.105,24 Trilyun ditahun 2018 dan ini akan menjadi beban kami Pemuda Indonesia dimasa yang akan datang,” paparnya.
Masih menurut Rifai, bahwa seharusnya pemerintah dapat lebih kreatif lagi untuk mencari sumber – sumber pembiayaan dalam RAPBN 2018 selain utang. Salah satunya dengan lebih progresif lagi untuk meningkatkan penerimaan neara disektor pajak.
“DPP KNPI menilai, pemerintah masih kurang optimis jika melihat target penerimaan pajak. Tax ratio dibandingkan PDB tidak lebih dari 12%, padahal pemerintah punya kemampuan untuk meningkatkan tax ratio kita dari PDB sebesar 14% bahkan lebih. Persoalannya pemerintah mau nggak? Untuk itu kami juga akan menyiapkan RABN 2018 versi pemuda Indonesia yang akan kami bawa ke DPR-RI, sehingga DPR-RI juga memiliki pembanding,” jelasnya.
“Bagaimanapun estafet pembangunan dimasa depan akan berpindah kepada kami generasi muda Indonesia, jika pengelolaan keuangan negara terus mengandalkan utang, maka generasi sekarang akan terus meninggalkan beban bagi kami pemuda Indonesia dimasa yang akan datang,” tutupnya. (JODIRA)