Panja Perfilman DPR Minta Seniman Tingkatkan Mutu Film yang Dibuat
JAKARTA, Lintasparlemen.Com – Tahun 2015 menjadi masa produktif bagi perfilman di dalam negeri. Pasalnya, puluhan karya dengan berbagai genre dirilis dari awal hingga penghujung tahun.
Film Indonesia dibayangi persaingan apik dengan film asing, para sineas Tanah Air tetap bisa membuktikan diri bahwa tidak kalah bermutu. Mulai dari cerita hingga sinematograpi tergolong baik.
Di tahun 2016 ini, Anggota Komisi X DPR RI yang juga Anggota Panja Perfilman Mujib Rohim yang menangani perfilman nasional mendorong para insan perfilman nasional untuk meningkatkan kualitas film yang dibuatnya.
“Sehingga (karya seni itu) mampu bersaing dengan film-film asing yang terus membanjiri pasaran film di Indonesia,” ujar Mujib saat dihubungi di Gedung DPR RI, Senayan, Kamis (17/03) kemarin.
Mujib mengaku, saat rapat dengan Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) dan para pakar ekonomi, pihaknya ia meminta para seniman untuk memproduksi film yang mampu menjadi sebuah produk kebudayaan untuk membangun karakter bangsa Indonesia.
Politisi Golkar itu menambahkan, dibandingkan dengan film nasional, masyarakat Indonesia saat ini lebih tertarik menonton film impor. Karena itu, ia berharap agar Panja Perfilman bisa menyikapi permasalahan untuk menonjolkan dan menumbuh kembangkan karakter bangsa melalui film.
”Tentu realitas yang terjadi adalah di satu sisi layar kita bertambah, namun ironisnya penonton kita semakin menurun dari tahun ke tahun. Orang-orang lebih memilih film dari negara-negara lain, sementara kita tahu film itu ada misi nya. Jika mereka sampai kecanduan ini akan masuk budaya lain ke otak kita,” terang Mujib.
Ketua Panja Perfilman komisi X DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menegaskan, kuantitas produksi film Indonesia terus meningkat. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah penonton yang semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh kualitas film nasional yang semakin rendah.
Abdul Kharis menambahkan, Panja Pengawasan Perfilman dan Komisi X akan mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan degradasi mutu film nasional ini.
”Saya kira menurunnya penonton ini ada beberapa faktor saja. Ini disebabkan juga karena kurang adanya penyebaran yang merata gedung bioskop di seluruh wilayah Indonesia,” terang Abdul Kharis yang juga politisi PKS ini. (Hilman Hidayat)