‘Polisi, Guru dan Orangtua Mesti Bekerjasama Awasi Anak dari Budaya Minum Miras Narkoba dan Pornografi’
BANDUNG – Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid angkat suara terkait siswi SMP mabuk berat di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sodik juga menyampaikan keprihatinannya dengan kabar tersebut.
Menurut Sodik, peredaran minuman keras atau miras termasuk narkoba di kalangan pelajar SMP dan SMA sudah sangat memprihatinkan sehingga harus diawasi ekstra oleh aparat dengan bekerjasama pihak terkait; guru, orang tua dan aparat kepolisian.
“Terkait banyaknya dari pelajaran yang meminum miras termasuk narkoba bahkan juga aksi pornografi sudah sangat amat menghawatirkan. Kita melihat ini sudah sangat memprihatinkan di kalangan pelajar,” kata Sodik pada lintasparlemen.com saat dihubungi, Bandung, Ahad (1/10/2017).
Namun yang cukup disayangkan stakehokder belum memperlihatkan keseriusannya dalam mengurus dunia pendidikan agar anak didik jauh dari sikap tercela. Atau para pemangku kepentingan sikapnya sebanding terhadap situasi kondisi tersebut.
Sodik mengakui Komisi VIII DPR, telah banyak mendapat laporan terkait peredaran miras, narkoba hingga ponografi di kalangan pelajar. Untuk itu, politisi Gerindra itu berharap aparat kepolisian meningkatkan pengawasan dan memberikan sanksi yang lebih ketat bagi para pengedar yang menyasar usia remaja.
“Kita sudah sering-sering meminta pihak kepolisian untuk meningkatkan pengawasannya, kalau perlu memberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku, agar mereka jera. Kita perlu beri efek jera pada mereka agar ini tak berlanjut,” jelas Sodik.
Mantan aktivis HMI-PII ini mengajak seluruh pihak terkait dari sekolah dan orang tua di rumah agar lebih ekstra mengawasi perkembangan anak-anak mereka. Karena baginya, usia anak-anak dan remaja usia pembinaan menjadi lebih baik di masa akan datang.
“Harapan kita, pihak sekolah ikut mengawasi dan mendidik anak muridnya bersama keluarga di rumah secara ekstra. Jika dipandang perlu, diharap diberi sanksi yang tegas sesuai dengan misi pendidikan dan aturan sekolah itu. Sekolah dan Keluarga sebagai basis pertama dan kedua bagi anak untuk maju juga berkembang,” tegasnya.
“Sehingga, kita melihatnya, tak ada kata lain selain pengawasan yang ekstra pengawasan selain pembinaan secara sinergis antara guru dan orang tua. Bahkan sejumlah negara barat pun, budaya minum mirasnya tinggi, tapi pengawasan untuk anak-anak pelajar seperti ini jauh lebih ketat. Apalagi kita tak ada budaya minum miras, narkoba dan pornografi,” sambungnya. (HMS)