Sjafrie Sjamsoeddin: Dikotomi Sipil Militer Membuat Kita Terjebak Pemikiran Sempit Keluar Koridor Kebangsaan
JAKARTA – Mantan Wakil Menteri Pertanahan Sjafrie Sjamsoeddin menilai tak perlu lagi ada dikotomi antara sipil militer dalam berbangsa dan bernegara. Karena pendikotomian tersebut mempersempit ruang pengabdian pada bangsa ini.
“Pada supremasi sipil, bahwa adanya dikotomi antara sipil dan militer dapat membuat terjebak kepada pemikiran-pemikiran sempit yang keluar dari koridor kebangsaan dan kenegarawanan,” kata Sjafrie pada lintasparlemen.com, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Seharusnya, lanjutnya, sudah tidak ada militerisme di Indonesia. TNI telah melawan militerisme sejak dalam pendidikan. Selain itu, sangat tidak tepat jika saat ini terus membicarakan mengenai supremasi sipil.
“Masyarakat sipil dan militer bekerja sama untuk membangun civil society. TNI adalah warga negara yang kebetulan bekerja sebagai profesi militer. Keduanya, masyarakat sipil dan mereka yang bekerja sebagai militer adalah sama sebagai warga negara Indonesia,” papar Sjafrie.
Seperti diketahui, sinergitas antarelemen bangsa sangat penting dalam membangun bangsa ini di tengah goncangan ujian dari berbagai ilini. Apalagi, saat ini perekonomian Indonesia sedang tidak stabil.
“Di era globalisasi ini hanya akan membuang-buang waktu saja apabila terus berdebat mengenai dikotomi sipil-militer,” pungkasnya. (HMS)