Ulama dan Pesantren Terus Jaga Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika
SERANG – Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, menyelenggarakan acara Silaturahim dan Dialog Kebangsaan dengan Alim Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) se-Kabupaten Serang. Para ulama ini tergabung dalam Forum Silaturahim Pimpinan Pondok Pesantren Kabupaten Serang (FSPP).
Hadir dalam acara ini Wakil Bupati Serang yang mewakili Bupati untuk meresmikan acara, Ketua FSPP, KH Endang Daruquthni, Ketua MUI Kabupaten Serang, KH. Rahmat Fathoni, Lc, Ketua NU Kabupaten Serang KH Kholil Sayuti, Ketua LPTQ Dr. HM. Sabri Fayumi, Lc, Ketua IPHI Kabupaten Serang Drs. H. Kasyiful Qurob, M.Si, serta 250 Pimpinan Ponpes dan Ormas Islam se-Kabupaten Serang.
Menurut Ketua Fraksi PKS acara ini diselenggarakan dalam rangka silaturahim sekaligus ikhtiar untuk mengokohkan khidmat dan kontribusi ulama dan pesantren bagi bangsa dan negara Indonesia.
“Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran dan kontribusi ulama dan pesantren yang menggerakkan santri dan umat untuk berjuang melawan penjajah. Pun, setelah bangsa ini merdeka kontribusi ulama dan pesantren tidak pernah jeda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Jazuli dalam acara Dialog Kebangsaan dengan Alim Ulama dan Pimpinan Ponpes Kabupaten Serang, Sabtu (11/11/2017).
Anggota Komisi I ini menegaskan begitu besar cinta ulama, santri, dan umat Islam pada negara ini sehingga tidak boleh ada pihak-pihak yang mendeskriditkan ulama, santri, dan umat Islam sebagai anti-Pancasila dan anti-NKRI. Sementara ada yang mengklaim paling Pancasila, paling nasionalis, dan paling NKRI.
“Bagaimana mungkin kita anti-Pancasila dan anti-NKRI sedangkan para pendahulu kita, para ulama dan santri pejuang yang memerdekakan republik ini. Ada Laskar Hisbulloh, Laskar Sabilillah, dan laskar-laskar ulama-santri lainnya,” kata Jazuli penuh semangat dalam orasinya.
Untuk itu, lanjut Jazuli, kita para ulama, santri serta umat Islam harus berada di garda terdepan dalam mengawal dan menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini kita lakukan dengan dengan kesadaran penuh bahwa umat Islam lah yang semestinya mewarisi bangsa ini.
“Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika adalah konsensus yang dirumuskan oleh tokoh bangsa termasuk tokoh umat Islam seperti KH. Wahid Hasyim (NU), Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Abdul Kahar Muzakir (Muhammadiyah), juga ada Haji Agus Salim,” kata Jazuli.
Atas seluruh catatan peran dan kontribusi di atas, sudah selayaknya negara memberikan penghormatan dan apresiasi kepada para ulama dan pesantren dengan keberpihakan kebijakan negara serta mengokohkan perannya dalam pembangunan.
Terlebih lagi, lanjut Jazuli, perkembangan dunia atau globalisasi, di samping kemajuan yang dibawanya, telah menggerus nilai-nilai luhur bangsa ini. Budaya hidup yang makin liberal, pergaulan bebas, narkoba, kenakalan remaja, hingga ancaman terorisme dan radikalisme. Di sinilah peran ulama dan pesantren harus direvitalisasi kembali.
“Untuk itu silaturahim ini berkomitmen untuk menghadirkan generasi Islam yang rahmatan lil alamin yang jauh dari perilaku dan akhlak yang rusak/tercela serta berkontribusi dalam upaya mencegah radikalisme dan terorisme. Kita yakin, jika ulama dan para santri ini menjadi pemimpin dalam berbagai level, insya Allah bangsa ini akan lebih baik,” pungkas Jazuli.
Di akhir acara, Ketua Fraksi PKS yang juga seorang ulama dan muballigh ini membagikan buku yang ditulisnya berjudul “Ulama dan Pesantren Mewariskan Indonesia Merdeka.” Dalam buku ini dikupas peran dan kontribusi ulama dan pesantren sejak zaman kemerdekaan dan pembentukan pondasi negara Indonesia merdeka hingga perna-peran aktualnya masa kini. (J3)