Senior Golkar Lebih Cenderung Pilih Fadel Gantikan Novanto Pimpin DPR
JAKARTA – Sebagai partai mapan sangat realistis jika Golkar terus mendapatkan ‘ujian’. Itu konsekuensi dari partai besar. Meski tak semua partai besar berkonflik.
Lihat saja beberapa tahun terakhir. Usai memiliki ketua umum baru secara aklamasi terpilih Airlangga Hartarto, Golkar masih menyisakan pekerjaan rumah, yakni kursi Ketua DPR RI.
Pasca lengsernya Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI dan Ketua Umum Partai Golkar nama-nama politikus Golkar terus beredar menggantikannya. Kini tinggal posisi Ketua DPR yang kosong ditinggalkan Novanto.
Nama besar beredar luas seperti Ketua Banggar DPR Aziz Syamsuddin, Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo, Ketua Komisi II DPR Zainuddin Amali, Kahar Muzakir, Fadel Muhammad, Firman Soebagyo, Agus Gumiwang Kartasasmita muncul sebagai kandidat kuat pengganti Novanto sebagai Ketua DPR.
Dari sekian banyak nama yang muncul itu, politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris menginginkan Fadel Muhammad. Baginya, figur Fadel lah yang mampu mengangkat citra DPR RI lebih baik lagi.
“Kalau saya (ingin DPR dipimpin) Fadel Muhammad. Itu karena dia cukup senior. Sebab, ketua Dewan itu juga memiliki senioritas yang cukup memadai. Fadel juga berpengalaman,” kata Fahmi pada wartawan, Jakarta, Kamis (14/12/2017) kemarin.
Sebelumnya, di internal Golkar di DPR RI sempat ‘ricuh’ saat Novanto menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai Ketua DPR baru menggantikan Novanto. Meski pasa akhirnya ditolak oleh Bamus DPR atas penolakan sejumlah anggota Fraksi Partai Golkar.
Fahmi berpendapat, sikap penolakan mayoritas anggota DPR dari Fraksi Golkar terhadap Aziz sudah tepat. Apalagi, lanjut Fahmi, sikap penunjukan Aziz tidak sesuai prinsip yang diatur dalam partai beringin tersebut.
“Ya, itu artinya, kalau keputusan itu (pilih Aziz jadi Ketua DPR RI) tidak sesuai prinsip dan ketentuan organisasi, ya pasti ditolak,” ujar Fahmi.
Sebagai informasi, di tahun 2017 ini tak mungkin DPR punya ketua baru. Pasalnya, DPR sedang menjalani masa-masa reses sejak 12 Desember 2017 lalu hingga 8 Januari 2018 mendatang. Itu artinya, DPR gelar sidang lagi per 9 Januari 2018 nanti. (HMS)