Dari Dhaka, Fadli Zon: Harus Ada Solusi Politik Bagi Pengungsi Rohingya
DHAKA, BANGLADESH – PLT Ketua DPR RI, Dr Fadli Zon melakukan pertemuan dengan Ketua Parlemen Bangladesh, Dr Shirin Sharmin Chaudhury yang membahas isu pengungsi Rohingya di Dhaka (Selasa, 19 /12/2017).
Fadli didampingi oleh Dubes LBBP RI untuk Bangladesh, Rina P. Soemarno, dan anggota delegasi Nurmansyah Efendi Tanjung (F-PDIP) Ledia Hanifa Amaliah (F-PKS).
Kunjungan ini sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil pertemuan antara Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia H.E Mayor Jenderal Azmar yang membahas nasib warga Rohingya yang ada di kamp-kamp pengungsian Bangladesh. Sampai hari ini, ada sekitar 1,1 juta orang yang mengungsi di Cox Bazar Bangladesh.
“Kami juga menyampaikan, delegasi DPR RI akan mengunjungi langsung lokasi pengungsian warga Rohingnya di daerah Cox Bazar,” ujar Ketua Umum HKTI ini.
DPR menjalankan tugas diplomasi parlemen dalam sejumlah konferensi internasional. Pada World Parliamentary Forum on Sustainable Development Goals 6-7 September di Bali DPR mendorong lahirnya resolusi soal Rohingya.
Pada ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA) Conference di Manila, 13-19 September 2017, delegasi DPR dipimpin Fadli Zon juga memperjuangkan masalah Rohingya. Terakhir di Interparliamentary Union di St Petersburg Rusia, DPR ajukan emergency item tentang Rohingya.
“Upaya yang dilakukan parlemen sudah banyak diantaranya World Parliamentary Forum (WPF) di Bali, forum ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) dan International Parliamentary Union (IPU). Dimasukannya krisis Rohingya dalam resolusi IPU ini menjadi koreksi bagi sikap parlemen ASEAN dan negara-negara ASEAN yang justru pasif dan menutup mata terhadap krisis di Rohingya,” jelasnya.
“Komitmen DPR RI ingin terus konsisten dalam proses penyelesaian persoalan Rohingya. Untuk itu, dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Bangladesh, kami mendesak agar segera mencari solusi politik yang bersifat permanen yaitu mengembalikan pengungsi Rohingya ke tempat asalnya dan dijamin keamanannya. Tak hanya itu, mereka juga harus disiapkan infrastruktur yang memadai,” sambungnya.
Wakil Ketua Umum Gerindra itu menjelaskan bahwa parlemen Indonesia mendorong agar ASEAN lebih tegas untuk menyikapi persoalan ini. ASEAN harus mengambil peran besar.
“Salah satu yang kami usulkan yaitu parlemen Bangladesh menulis surat pada parlemen-parlemen Asia Tenggara yang memberikan informasi terkait masalah pengungsi Rohingya yang ada di Bangladesh. Kami juga menyampaikan untuk diberi kemudahan-kemudahan dalam pemberian visa untuk para pekerja yang menjadi relawan Rohingya di perbatasan Bangladesh,” bebernya. (Bani)