‘Aktivis Buruh Perlu Punya Ilmu Negosiasi’
CIANJUR – Presiden DPP Konfederasi Serikat Buruh Muslim Indonesia (K-Sarbumusi) Syaiful Bahri Anshori ikut mengapresiasi langkah yang ditempuh Serikat Pekerja Holcim Indonesia (SPHI) yang mengadakan pelatihan teknik negosiasi dalam hubungan industrial bagi pengurus dan anggota SPHI.
Syaiful mengungkapkan, hingga saat ini banyak serikat buruh yang tidak mengetahui teknik dalam bernegosiasi dalam hubungan industrial. Sehingga selalu gagal dalam melakukan pembelaan terhadap buruh yang terkena masalah di sebuah perusahaan.
“Kita masih lemah di bidang advokasi, misalnya buruh yang sedang terkena masalah. Kita terkadang masih kebingungan dalam melakukan pembelaan terhadap buruh yang terkena masalah itu. Untuk itu, kegiatan ini sangat penting sebagai bekal untuk negosiasi dalam hubungan industrial,” kata Syaiful dalam sambutannya saat membuka pelatihan Teknik negosiasi dalam hubungan Industrial, di Ciloto, Jum’at (12/1/2017) kemarin seperti dikutip dari laman web site Sarbumusi.
Anggota Komisi I DPR RI ini menyampaikan, banyak perusahaan yang sewenang-wenang dalam mengambilnya kebijakan industrial dengan karyawannya. Padahal, lanjutnya, para buruh punya hak dan kewajiban dalam perusahaan yang tidak boleh disepelekan keberadaannya.
“Perusahaan itu tidak boleh semena-mena terhadap hak buruh, jika terjadi permasalahan yang masih bisa di komprikan ya jangan mau pecat. Buruh itu mitra bukan sub ordinat,” tegasnya Syaiful
Syaiful kembali mengingatkan kepada seluruh Federasi yang bernaung di bawah DPP Konfederasi Serikat Buruh Muslim Indonesia (K-Sarbumusi) untuk dengan ikhlas dan jujur dalam memperjuangkan hak dan nasib buruh.
“Perjuangannya harus jujur, tingkah lakunya harus jujur. Kita akan secara bersama-sama untuk memperjuangkan kesejahteran buruh. Kita harus kompak. Maka buruh itu perlu didik, dengan pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang komptensi, dan kemampuan pekerja. Bukannya di PHK,” paparnya.
Politisi PKB ini mengingatkan kepada elemen buruh yang ada di Indonesia untuk terus menjaga silaturahim, termasuk ke tokoh-tokoh politik. Itu, usul Syaiful, memiliki peran penting untuk membantu buruh dalam mendapatkan hak-haknya.
“Kultur silaturahim mari kita jaga, untuk kepentingan umat. Kita harus dialog dengan tokoh politik, jangan apolitis, karena (nasib buruh) sangat bersinggungan langsung dengan politik, pembuatan uu politik, semuanya politik, aturan juga keputusan politik,” tutup Syaiful. (S3)