Ichsan Yasin Limpo, Pecatur Politik yang Piawai di Zaman Now
Jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Hal itu bisa dilihat dari sosok dan kepiawaiaan Ichsan Yasin Limpo (IYL) dalam melakukan sesuatu. Termasuk kecerdasannya di dunia politik tak bisa diragukan lagi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Sulawesi Selatan selama ini.
Adalah Ichsan Yasin Limpo yang akrab disapa IYL lahir di Makassar, 9 Maret 1961 lalu. IYL, ia bupati Kabupaten Gowa, Sulsel. Ia juga adalah adik kandung dari Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Di bidang pendidikan, ia menyelesaikan pendidikan jenjang
SD Jongaya (Masuk Tahun 1968 di Makassar),
SMP Jongaya (Lulus Tahun 1976 di Makassar dengan Program 8 tahun SD-SMP) dan SMAK (Lulus Tahun 1981 di Makassar).
Sementara lulusan S1 dari Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan jenjang S2 di Magister Hukum Pasca Sarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
IYL juga pernah ikut Leadership Transformation in Indonesia di Harvard Kennedy School USA (2012), selain Basic Training HMI. Juga mengikuti Forum Tatap Muka Nasional KOSGORO
Penataran Kader Organisasi Nasional Khusus IX (TAKORNA) FKPPI
Pekerjaan.
Dengan kemampuan dimilikinya, IYL sebagai sosok seorang ahli strategi politik. Itu terbukti dengan pencapaian yang diraihnya selama ini. IYL dikenal dengan langkah politiknya layaknya bidak kuda dalam permainan catur. Ia bergerak cepat terukur dan tak mudah ditebak lawan saat melakukan pergerakan.
Tak heran, jika IYL memperoleh segudang prestasi dan penghargaan. Sehingga sangat layak ketika masyarakat memilih IYL menggantikan SYL memimpin Sulsel selama lima tahun ke depan. Kehadirannya di Pilgub Sulsel 2018 sangat potensial dan diperhitungkan.
Coba kita tengok, saat IYL lebih memilih Andi Mudzakkar (Cakka) sebagai wakilnya, bukan sosok yang lainnya. Itu semua atas pertimbangan matang. Banyak pihak yang meragukan Cakka. Namun, IYL punya pandangan berbeda dengan Cakka.
“Mungkin anggapan orang, saya bisa dipengaruhi meninggalkan Pak Cakka. Pantang bagi saya melanggar komitmen. Ini tentang harga diri dan integritas, saya jaga itu,” kata IYL beberapa waktu lalu seperti disampaikan pada wartawan.
IYL yang pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 1999-2004 dan 2004-2005, tahu betul seperti apa yang terbaik buat Sulsel. Melalui tanganya, ia yakin pembangunan di Sulsel bisa dilanjutkan.
Menariknya lagi, IYL yang akrab disapa Punggawa itu memiliki darah yang terlahir dari keluarga politisi. Mulai dari anak cucu keponakan semua politisi ulung. Artinya, keluarganya IYL lahir untuk berjuang bersama rakyat. Semua bermula dari seorang Ayah, Yasin Limpo salah satu pendiri Partai Golongan Karya (Golkar) Sulawesi Selatan.
Pengalaman 10 tahun memimpin Kabupaten Gowa, bisa menjadi alasan kuat keberhasilannya menahkodai Sulsel ke depannya dengan melalui program pendidikan menjadi salah satu program unggulannya.
IYL yang saat ini yan menjabat Ketua PMI Sulsel ini, ingin meneruskan program yang berhasil di Gowa. Yakni Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) atau Automatic Promotion. Di mana SKTB itu merupakan pendekatan yang berupaya mengoptimalkan sistem pelayanan pendidikan, memaksimalkan semua komponen pembelajaran dan komponen manajemen sekolah secara efektif.
Melalui kemampuannya itu, IYL mendapatkan penghargaan Ki Hajar Dewantara dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2014 lalu.
Ini Alasan IYL-Cakka Daftar Independen
Kecutan demi kejutan terus disuguhkan IYL bersama Cakka. Tepatnya pada tanggal 25 November 2017, IYL-Cakka memutuskan mendaftar di KPU melalui jalur independen atau perseorangan. Jalur independen ini sangat berat dan melelahkan.
Utamanya, saat KPU mengeluarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum yang disingkat PKPU seolah ‘memberatkan’ bakal calon kepala daerah yang ingin menempuh jalur independen. Namun, kejeliannya, IYL mampu melewati semua itu dengan rintangan dan ‘ranjau’ yang tak mudah memang.
Kekaguman disampaikan Juru Bicara IYL-Cakka Henny Handayani karena kolega itu memilih jalur independen dengan jantan, mirip Ayam Jantan dari Timur.
Henny mengungkapkan, sikap politik IYL-Cakka menempuh perseorangan sudah dipertimbangkan secara matang. Tanpa ragu apalagi kebimbangan. Ternyata, jauh sebelum ada upaya ‘penjegalan’ maju lewat parpol, IYL sudah memikirkan seribu langkah antisipatif. Sebuah kecerdasan politik yang tak terduga lawan politik.
“Punggawa sejak dulu sudah melakukan berbagai antisipasi. Ada plan yang sudah disiapkan, termasuk jika pada akhirnya jalur parpol masih rawan diganggu,” ujar Henny.
Sementara Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan mengungkapkan alasan partainya tetap mengusung IYL-Cakka yang maju di jalur independen. Hinca mengaku partainya konsisten mendukung kader partainya yang maju di Pilkada. Ia tak ingin meninggalkan kadernya berjuang sendiri.
“Soal Sulsel kami lebih dulu mendukung Ichsan Limpo dan pasangannya, itu kader Demokrat. Semua sudah diputuskan, di tengah mau mendaftar kami mendapat informasi dari Ichsan kelihatan partai ini nggak cukup. Maka masuk lewat independen,” terang Hinca.
“Kami konsisten mengusungnya. Kami mendukung,” sambungnya.
Khususnya warga Sulsel sebagai pertimbangan di Pilgub Sulsel sebelum memilih calon pemimimpin 5 tahun ke depan, Berikut redaksi menyampaikan penghargaan dan tanda jasa IYL diperolehnya selama ini:
- Penghargaan Ki Hajar Dewantara dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (2014)
2. Penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan (2014)
3. Penganugerahan Otonomi Award 2014 Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pendidikan dari The Fajar Institute of Pro Otonomi / FIPO (2014)
4. Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Tanpa Paragraf atau Clear and Clean atas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2013 dari BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan (2014)
5. Penghargaan Pemerintahan Kabupaten Berkinerja Sangat Tinggi dari Kemendagri EKPPD terhadap LPPD tahun 2013 (2014)
6. Piagam Tanda Kehormatan dari Presiden RI dan Satya Lencana Karya Bakti Praja Nugraha (2014)
7. Penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan (2013)
8. Penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Tanpa Paragraf atau Clear and Clean atas Pengelolaan Keuangan Daerah dari BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan Laporan Keuangan Tahun 2012 (2013)
9. Penghargaan atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2013 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah dari Menteri Keuangan (2013)
10. Penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Dengan Paragraf atas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2011 dari BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan (2012)
11. Penghargaan sebagai Terbaik III Kategori Kabupaten Sub Bidang Bina Marga dari Menteri Pekerjaan Umum (2012)
12. Medali dan Piagam Penghargaan Kebudayaan dari Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (LKNI) (2011)
13. Penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) terhadap Upaya Revitalisasi Museum Balla Lompoa (2011)
14. Satya Lencana Wirakarya (Penghargaan Bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan) dari Presiden Republik Indonesia (2010)
15. Tokoh Koperasi Provinsi Sulawesi Selatan (2010)
16. Otonomi Award 2010 Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pendidikan dari The Fajar Institute of Pro Otonomi / FIPO (2010)
17. UNESCO Literacy Prize / Penghargaan Tertinggi Bidang Pendidikan dari UNESCO (2009)
18. Penghargaan Aksara atas Kepedulian dan Kinerja yang tinggi dalam Percepatan Pemberantasan Buta Aksara di Provinsi Sulawesi Selatan dari Menteri Pendidikan Nasional (2009)
19. Penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional / P2BN dari Presiden Republik Indonesia (2009)
20. Otonomi Award 2009 kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pendidikan dari The Fajar Institute of Pro Otonomi / FIPO (2009)
21. Satya Lencana Wirakarya (Penghargaan Tertinggi Bidang Pendidikan) dari Presiden Republik Indonesia (2008)
Penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala BKKBN (2008)
22. Penghargaan sebagai Bupati Peduli TK/TP Al-Qur’an dari Ketua Umum DPP BKPRMI (2008)
23. Penghargaan atas Perda Akta Kelahiran Bebas Bea dari Presiden Republik Indonesia (2008)
24. Anugrah Aksara Utama / Penghargaan Peduli Percepatan Pemberantasan Buta Aksara dari Menteri Pendidikan Nasional (2007)
25. Penghargaan sebagai Bupati Teraktif dari Harian Ujungpandang Ekspres (2007)
26. Penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan (2007)
27. Anugrah Aksara Madya / Penghargaan Peduli Percepatan Pemberantasan Buta Aksara dari Menteri Pendidikan Nasional (2006)
28. Penghargaan Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan (2006)
29. Penghargaan Peduli Pendidikan dari Gubernur Sulawesi Selatan (2006)
30. Penghargaan Mendukung Tugas Pers dan PWI Sulsel dari PWI Sulawesi selatan (2006)
31. Anugrah Aksara Pratama / Penghargaan Program Penghapusan Pemberantasan Buta Aksara dan Program Pendidikan Non Formal dalam rangka Hari Aksara Internasional ke-40 dari Menteri Pendidikan Nasional (2005).