Usai ‘Larang Adzan’, Kini Netizen ‘Lawan’ Aturan Pengeras Suara

 Usai ‘Larang Adzan’, Kini Netizen ‘Lawan’ Aturan Pengeras Suara

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) telah mengeluarkan aturan baru penggunaan pengeras suara di tiap masjid saat mengumandangkan adzan. Namun, netizen menolak hal itu karena meminta memberlakukan hal sama pada ‘orang gila’ yang membunuh ustadz.

Netizen menuntut pemerintah berlaku adil dalam menegajan hukum. Jangan hanya mengeluarkan aturan yang tidak menjunjung tinggi nilai keadilan.

“Mantap Kemenag buat aturan penggunaan pengeras suara adzan… Setelah Ustadz diburu orang gila… Kenapa nggak bikin aturan buat orang gila juga, misalnya orang gila dilarang bunuh ustadz? Pasti mantap…,” kata salah satu netizen bernama Adam, Ahad (18/2/2018).

“Abaikan saja.. bila perlu toa nya di tambah lebih kencang,” timpal komentar lainnya bernama Aprilia.

“Kt pengurus masjid d pd pinang,terserah gw,masjid masjid gw,speaker speaker gw.gw pake speaker luar apa dlm terserah gw.boleh nye.kecuali tu masjid lu yg bangunin ama tu speaker lu yg bangunin beliin.lah gw bangun masjid ama beli speaker boleh saweran elu yg ngatur2 ??,” komentar lainnya bernama Iwan.

Telah viral sebelumnya terkait keputusan atau tuntutan penggunaan pengeras suara dengan dasar hukum Instruksi Direktur Jenderal Bimbingan Islam Nomor KEP/D/101/1978 Tentang Tuntutan Penggunaan Pengeras Suara di Masjid, Langgar dan Mussolla (Instruksi Dirjen Dimas 101 Tahun 1978).

Di dalam mengatur seperti saat sholat Subuh, boleh menggunakan pengeras suara 15 menit sebelum Adzan. Dan ceramah atau kuliah subuh memakai pengeras suara di dalam.

“Kok tambah ribet ya? Apa saja diatur kaya zaman Belanda aja kita sekarang,” kata seorang jamaah musolla Al-Hikmah, Matraman, Jakarta Timur, saat ditanya terkait aturan itu. (HMS)

 

Facebook Comments Box