Ini Catatan Tokoh Islam Soal Pilkada Jawa Barat 2018
Opini Choiril Anwar, Ketua Sarekat Muslim Indonesia
Catatan Sosok Maman Imanulhaq sebagai calon Gubernur Jawa Barat:
Di kalangan NU Jawa Barat, nama Kang Maman atau KH.Maman Imanul Haq ramai diberitakan sebagai kandidat kuat Gubernur Jawa Barat 2018 mendatang.
Peluang pengurus DPP PKB asal Majalengka ini sangat mungkin terbuka ke Gedung Sate. Pasalnya saat ini konstelasi politik di Jawa Barat hanya didominasi oleh dua tokoh paling cemerlang yaitu, Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta) dan Ridwan Kamil (Walikota Bandung).
Tokoh lain seperti Dedi Mizwar dan Netty Heryawan memang punya panggung tersendiri. Tetapi kans keduanya sangat lemah.
Sedangkan ketua PDIP Jabar seperti TB Hasanudin juga tidak memiliki taji politik dari sisi popularitas. Bagaimana dengan Kang Maman? Sangat potensial.
Alasan pertama, dalam waktu dekat, Agustus 2016, dia hampir dipastikan memimpin PKB Jawa Barat menggantikan Dedi Wahidi, politisi senior yang sudah lesu darah dari sisi usia. Syaiful Huda, Sekretaris PKB juga tidak menunjukkan tanda-tanda menguasai PKB Jawa Barat.
Sementara Kang Maman, tanpa niatan sendiri, sudah didorong oleh para pengurus DPP PKB. Dan ini merupakan sinyal agar Kang Maman serius melakukan konsolidasi.
Kang Maman punya kans kuat untuk tampil ke panggung Pilgub Jabar baik melalui kapasitasnya nanti menjadi Ketua PKB Jawa Barat atau tetap sebagai pengurus DPP PKB serta anggota DPR RI.
Sosok Kang Maman masih muda. Punya keberanian, dan juga punya modal intelektual yang cukup.
Orang NU yang mengenal Kang Maman mungkin menganggap sosok Kang Maman biasa saja.
Tetapi justru di situlah orang NU harus mulai membuka diri agar Kang Maman perlu dibandingkan dengan tokoh-tokoh dari Partai lain.
Ayo sebutlah, Tokoh Golkar, Nasdem, Hanura, PDIP, Demokrat. Ada yang gemilang? Sementara Kang Maman sebenarnya sangat cukup teruji untuk ketokohan ini.
Pada saat ini, warga NU dan PKB harus mulai berpikir serius. Jangan mengawang-awang membayangkan sosok idaman hadir di NU atau PKB. Sosok itu harus dihadirkan, dan karena itu jika NU dan PKB mau punya tokoh yang bermental pemenang, maka harus mulai sejak awal menggodok.
1) Sosok muda wajib hukumnya. Jangan usia yang lewat 55 tahun. Itu barang cepat basi dan enggak nyambung dengan anak-anak generasi-net sekarang. (Kang Maman sangat pantas bermain dalam ruang generasi ini).
2) Intelektual dan bernyali. Jangan cari tokoh tradisional yang hanya bisa retorika keagamaan di panggung-pangung pengajian. Jangan pula cari sosok yang hanya ngerti anggaran politik model sosok politisi lama, hobinya membasis membawa janji anggaran dan minta dimenangkan.
Itu teori kuno; boros, kampungan dan harus diubah dengan pendekatan politik inovatif dinamis popular. Kang Maman potensial memakai gerbong strategi baru ini.
3) Tidak masalah pemimpin tidak kaya. Banyak buktinya pemimpin baru yang modal sosialnya kuat sehingga mampu mengalahkan modal kapital. Uang bukan segala-galanya. Miskin gpp yang penting berani tampil, mendapat kepercayaan, dan sungguh-sungguh bergotong royong dalam kebersamaan.
Tim sukses yang mata duiten tidak usah diurus oleh Kang Maman. Kang Maman harus hemat anggaran. Duit perlu, tapi menghabur-haburkan anggaran itu tidak perlu. Makan di warteg yuk…
4) Kalau orang NU tidak mau berjuang melahirkan pemimpin, jangan harap mendapat pemimpin yang baik. PKB maupun PWNU sedang menjelang hajatan pemilihan ketua.
Maka di situ harus digali calon pemimpin yang baik. Ayo bergerak sambut Kang Maman. Hari baru, pemimpin baru, nasib baru. Kalah terus memang enak?