Gagasan Besar Ini Alasan Akom Ingin Buat Perpustakaan Terbesar di Asia Tenggara
JAKARTA, Lintasparlemen.Com – Ketua DPR RI Ade Komaruddin menjelaskan secara gamblang di hadapan media terkait cita-cita besar nan sucinya menghadirkan perpuspustakaan terbesar di Asia Tenggara di DPR, Senayan di Press Gethering, di Hotel The Sahira, Bogor, Jumat (01/03) semalam.
Akom begitu biasa disapa, sangat berharap jabatannya sebagai Ketua DPR di akhir periode tahun 2019 meninggalkan parlemen Indonesia mampu tercatat dalam sejarah Indonesia.
“Boleh dong punya cita-cita besar seperti itu (perpustakaan terbesar di Asia Tenggara,” kata Akom saat pembukaan acara di hadapan wartawan bertema, “Press Gathering: Sinergi DPR dan Wartawan, dalam Mensosialisasikan Kebijakan DPR RI”.
“Perpustakaan itu adalah cita-cita saya. Dengan ada perpustakaan buka hanya anggota DPR bisa manfaatkan tapi semua rakyat Indonesia. Tapi belum apa-apa, baru sebatas cita-cita sudah ramai. Anggaran belum juga dibahas semua pada ribut. Padahal, saya juga ada niat selain di DPR ada perpustakaan bagus, di daerah hingga di kampung ada perpustakaan. Karena hanya dengan buku, anak cucu kita bisa cerdas. Itu termasuk cita-cita saya untuk bangsa ini ke depannya,” jelas Akom yang juga kandidat kuat Ketum DPP Partai Golkar.
Sebagai imformasi, Politisi alumni HMI ini sudah menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Golkar selama empat periode, yakni di tahun 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, hingga 2014-2019.
Akom menyebut dirinya tidak selamanya menjadi legislator Senayan. Periode berikutnya 2019-2024 dirinya tak mencalonkan lagi sebagai anggota dewan. Karena itu, ia ingin membuat gagasan besar.
“Saya ini tidak ingin terus-menerus berada di DPR RI. Dan setelah saya menduduki jabatan Ketua DPR RI ini, saya tidak akan maju lagi sebagai caleg pada periode berikutnya,” terangnya.
Periode 2014-2019 ini masa terakhir dirinya di DPR RI, sehingga ketika ada usulan dari sejumlah cendekiawan untuk membuat perpustakaan terbesar di Asia Tenggara di komplek parlemen, dirinya meresponnya.
“Menurut saya perpustakaan itu untuk generasi kita ke depan sangat penting sebagai infrastruktur pemikiran dalam mendorong pemikiran anak bangsa untuk terus maju bersaing di dunia internasional. Boleh dong punya cita-cita besar buat bangsa sendiri,” pungkasnya.
Jika parlemen memiliki perpustakaan terbesar di Asia Tenggara, sambungnya, maka akan menjadi peninggalan yang fenomenal yang tercatat dalam sejarah Indonesia.
Akom mengaku gagasan pembangunan perpustakaan sangat besar itu terinspirasi dari pembangunan perpustakaan di parlemen Amerika Serikat (AS). Perpustakaan AS didirikan tahun 1800 di era Presiden Thomas Jefferson, dan terus berkembang hingga tahun 1951. (SCA)