Firman Soebagyo: Cegah Perpecahan Bangsa dengan Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat

 Firman Soebagyo: Cegah Perpecahan Bangsa dengan Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat

firman Soebagyo (foto: pribadi)

JAKARTA – Politisi senior Partai Golkar Firman Soebagyo (FS) mengatakan, bulan depan tepatnya tanggal 17 Agustus 2018 usia Indonesia memasuki 73 tahun. Bagi Firman, usia 73 itu sangat memprihatinkan bagi Indonesia di mana faktanya rakyat berada pada garis kemiskinan.

“Kita lihat sekarang ini dollar AS saat ini sudah ada di angka 14.417. Para petani mengeluh karena semuanya impor, rakyat sulit dapat pekerjaan. Karena itu cegah perpecahan dengan pendekatan kerja keras menyejahterakan rakyat,” kata Firman di Ruang Kerjanya, Nusantara I, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Menurut Ketua Umum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKKP) ini, dalam siklus kehidupan manusia ada fluktuasi dan dinamikanya. Dari nol sampai puncak lalu kembali ke bawah lagi.

Jadi, lanjut Firman, di usia  73 tahun kemerdekaan ini, ia tidak berharap menjadi usia senja atau masa kejatuhan bagi Indonesia. Firman ingin Indonesia makin jaya di masa akan datang.

“Ya, ini juga harus kita waspadai (gerakan provokasi disintegrasi bangsa dengan berkibarnya bendera Israil, Bintang Kejora, PKI, ISIS, red). Selain TNI harus mengoptimalkan pertahanan. Polri meningkatkan keamanan, pemerintah harus terus berupaya mensejahterakan rakyat,” kata Firman

“Kita lihat saja, para petani tebu menjerit karena kebijakan impor, ternak dimatikan oleh kaum kapitalis dan liberalis. Kalau pemerintah tidak cekatan menyikapi kondisi ini, saya kira bisa terjadi krisis ekonomi seperti tahun 1997. Saya kira, kondisi sekarang ini menunjukan tanda-tanda keruntuhan ekonomi nasional,” sambung politisi asal Dapil Jawa Tengah III ini.

Anggota Komisi II DPR RI ini menyampaikan, jika melihat kenyataannya, hari ini ada masalah ketahanan pangan kita belum tercapai. Para Nelayan sudah bangkrut akibat kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.

“Kalau pekerja buruh kita dan pelaku usaha terus dibebani pungutan, ini menunjukan kita belum berhasil. Saya kira, ini bukan era keemesan tapi keprihatinan. Untuk itu, kita harus fokus bersama-sama membangun negeri ini melalui peningkatan kesejahteraan rakyat kita,” ujar Firman. (HMS)

 

Facebook Comments Box