KNPI Pecah Lemahkan Pemuda Indonesia

 KNPI Pecah Lemahkan Pemuda Indonesia

Ternyata Kongres Ke XV Pemuda/KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) belum berakhir oleh sejumlah pihak. Khususnya pihak yang kalah dalam proses pemilihan ketua umum DP KNPI. Itu artinya, kongres akan dilanjutkan setelah ditutup pada tanggal 22 Desember 2018 lalu.

Namun proses pemilihan ketua umum itu di arena kongres masih terbawa ke luar khususnya presidium sidang dan pimpinan sidang perwakilan dari unsur DPD I KNPI dan unsur OKP tingkat nasional. Mereka menyatakan mekanisme pemilihan belum selesai dan mekanisme Ketua Umum DPP KNPI 2018 – 2021 telah melanggar aturan. Benarkah?

Oleh ketua presidium sidang I sekaligus Ketua Penyelenggara Kongres XV Sirajuddin Abdul Wahab menyatakan proses pemilihan ketua umum batal. Karena prosesnya telah menyalahi prosedur seperti dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan menyalahi tata tertib pemilihan.

“Usai penghitungan suara waktu, saya sebagai ketua presidium sidang mencoba memediasi antara kandidat, ketua umum demisioner, MPI demisioner bahwa proses pemilihan harus dilanjutkan putaran kedua karena tidak ada yang mendapatkan suara 50+1 dari total suara 168. Kedua kandidat itu sama-sama hanya meraih suara lebih 20 persen,” jelas Sirajudin pada wartawan, Jakarta, Kamis (27/12/2018).

Kapan waktu pelaksanaan pemilihan ketua umum tahap ke-2? Menurut Sirajuddin menunggu kesepatakan ke-4 pimpinan sidang lainnya dari OKP dan DPD daerah.

“Kita tunggu keempat pimpinan sidang lainnya,” terang Sirajuddin yang juga kader Golkar yang mencalon sebagai calon legislatif (Caleg) Dapil Jawa Tengah III ini.

Sementara itu, Steering Committee (SC) Kongres XV Pemuda/KNPI M. Risman Pasigai beda pandangan. Menurut Risman, kongres sudah selesai dan seluruh proses kongres telah dilakukan bersama-sama peserta yang terdiri dari OKP dan DPD I KNPI.

Risman menjelaskan, prosesi pemilihan Ketua Umum DPP KNPI periode 2018-2021 dengan terpilihnya Haris dengan 84 suara mengalahkan Fajrie 82 suara sudah sah memenuhi syarat dan konstitusional dalam kongres.

“Kongres sudah memenuhi syarat karena melalui seluruh rangkaian acara yang telah ditetapkan bersama di forum. Tata tertib persidangan dan pemilihan diikuti secara baik oleh seluruh peserta  dan panitia yang dipimpin oleh presidium sidang,” kata Risman saat dihubungi, Jakarta, Rabu (26/12/2018) kemarin.

Risman selaku Ketua Organisasi DPP KNPI Demisioner itu berharap tidak ada lagi pihak yang mencoba memecah belah Pemuda khususnya DPP KNPI. Mengingat semangatnya pemuda Indonesia pada momentum kongres itu sama. Yakni menyatukan seluruh OKP, DPD KNPI dan pemuda Indonesia.

“Sudahilah semua permainan yang menjurus kepada perpecahan KNPI dan pemuda Indonesia, Haris Pertama terpilih di forum kongres yang disepakati melalui ketok palu (menandai sahnya Haris Ketum DPP KNPI). Itu ditandai pembacaan Surat Penetapan oleh Pimpinan Sidang yang disepakati oleh forum, termasuk pimpinan sidang yang memandu acara penutupan kongres. Itu artinya, jika ada yang masalahkan ini, saya kira perlu lagi belajar berorganisasi karena proses tersebut hanya diikuti dua calon. Maka setelah mundurnya Bung Jacko kemudian pimpinan sidang dan forum menyepakati bersama peserta untuk dilaksanakan pemilihan calon ketua umum yang hanya diikuti dua calon. Tentu metodenya siapa peraih suara terbayak maka itulah yang menjadi pemenang atau menjadi ketua umum. Mari bersama pemuda Indonesia bersatu untuk rakyat Indonesia yang lebih baik,” papar Risman.

Salah satu panitia (OC) yang minta identitas tak disampaikan, mengaku kongres lanjutan tak masuk akal. Mengingat masih banyak tunggakan yang harus diselesaikan di Hotel Forest Resort pada Kongres XV Pemuda/KNPI.

“Kawan-kawan yang ingin kongres lagi (putaran kedua) harus selesaikan pembayaran utang di Bogor. Tapi, kalau kongres lagi, dari mana dananya? Kongres yang didukung seluruh OKP dan DPD I KNPI saja kekurangan dana, apalagi kongres lanjutan ini. Kita sudah senang terpilihnya satu Ketum, eh ada yang ‘belah-belah’ lagi,” ujarnya.

Sebagai informasi, saat pemilihan ketua umum DPP KNPI Periode 2018-2021 yang digelar Jumat pekan lalu ada tiga kandidat Ketum KNPI. Yakni Haris Pertama, Jackson Kumaat dan Noer Fadjrieansyah.

Di tengah perjalanan Jackson Kumaat mengundurkan diri sebelum pemungutan suara dengan memberikan dukungannya ke Calon Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama (Ketum DPP KNPI Terpilih).

Hasilnya, Haris pemenangnya dengan memperoleh 84 suara. Sementara Fajrie mendapatkan 82 suara. Sementara dua suara lainnya abstain, yakni DPP KNPI dan IPK.

Yang menjadi aneh, Sirajuddin sebagai pimpinan sidang pemilik penuh persidangan, tidak berkomunikasi dengan seksi keamanan jika alasan kondisi tak kondusif untuk melakukan putaran ulang kedua. Jika alasannya tak kondusif, ia punya pengalaman mumpuni untuk menangani masalah itu.

Sejatinya, Sirajuddin sebagai senior KNPI harus menuntaskan kerja-kerja kongres tanpa membawa isu Putaran Kedua ke luar arena kongres. Apalagi menggelar acara yang sama perlu dana besar. Uang rakyat.

Dan saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh panitia kongres di Hotel Forest Resort, Bogor, Jawa Barat.

Jika ingin putaran kedua seperti apa mekanismenya? Dananya dari mana? Dan siapa yang sanggup mengakomir para peserta ribuan orang itu?

Padahal, baru saja pemuda Indonesia bersatu dalam Kongres XV Pemuda/KNPI.

Bukankah, Sirajuddin selaku ketua presidium sidang kala itu sudah mengetuk palu? Sadarkah Bung Sirajuddin saat mengetuk palu dan membaca konsideran persidangan?

Semua jadi aneh setelah Sirajuddin yang juga tim sukses salah satu calon kandidat ‘kalah bertarung’ di kongres. Kemudian berpikir gelar pemilihan ketua umum DPP KNPI kembali. Kita tahu, Sirajuddin adalah Sekjen DPP KNPI demisoner punya tanggungjawab mensukseskan pergantian kepemimpinan nasional pemuda Indonesia itu.

Apa kita masih ingin pemuda Indonesia terpecah. Sehingga enerji pemuda Indonesia tidak bersinerji membangun negeri ini? Entahlah.

Facebook Comments Box