Bamsoet Ajak Komunitas Motor Jadi Duta Bangsa Sampaikan Nilai-Nilai Empat Pilar MPR
JAKARTA – Pengurus dan anggota Motor Besar Indonesia (MBI) bangga atas dilantiknya Ketua Dewan Pembina MBI Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR RI. Kepercayaan baru yang diemban Bamsoet sebagai Ketua MPR RI setelah dirinya purna bhakti sebagai Ketua DPR RI 2018-2019, menunjukan bahwa aktivitas hobi, baik itu bermotor maupun lainnya, selama dijalankan dengan proporsional tak akan menganggu pengabdian dalam tugas kenegaraan, maupun pekerjan sehari-hari di kantor.
“Masing-masing orang punya kegemaran, entah itu di aktivitas otomotif, olahraga, maupun seni budaya. Karenanya, tak ada yang salah dengan bergabung dalam komunitas hobi. Tak perlu takut hobi menganggu pekerjaan, justru karena memiliki hobi dan terhindar dari stress, pekerjaan bisa dijalankan dengan maksimal,” ujar Bamsoet dalam acara tasyakuran MBI, di Jakarta, Minggu (3/11/19).
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menegaskan, dengan amanah barunya sebagai Ketua MPR RI, sekaligus menjadi tantangan bagi seluruh pengurus dan anggota MBI untuk menjadi Duta Bangsa yang menampilkan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI, yakni Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. MBI harus menunjukan bahwa melalui hobi otomotif, bisa menjadi saluran meneguhkan ikatan persaudaraan sesama anak bangsa.
“Stigma bahwa dunia otomotif hanya untuk kalangan atas dan tak menjangkau rakyat kecil juga tak selamanya benar. Disini kita tak pernah melihat status sosial maupun latar belakang SARA, serta profesi pekerjaan. Penyaluran hobi melalui komunitas juga bukan untuk mengotakan diri, melainkan untuk memudahkan proses tukar pengalaman, tukar pikiran, maupun gagasan. Dari kesamaan hobi inilah kira rajut kesamaan perjuangan untuk memberikan sumbangsih kepada Indonesia untuk lebih maju, adil, dan beradab,” tegas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, salah satu contoh krusial menjalankan nilai-nilai Empat Pilar yang paling mudah dilakukan bagi anggota MBI adalah dengan menerapkan keselamatan berkendara, tidak ugal-ugalan, apalagi melanggar peraturan berlalu lintas. Mengingat ketertiban dijalan raya kini seperti barang langka.
“Jalan raya kita tak ubahnya seperti rimba hutan. Tak jarang kita saksikan pengendara main serobot lampu lalu lintas, motong jalan tanpa perhitungan keselamatan, ugal-ugalan dijalan seenaknya. Padahal, peradaban sebuah bangsa dapat dilihat dari kondisi lalu lintas warganya dalam berkendara di jalan raya. Ketertiban ini memang terlihat sepele, tapi nilainya justru sangat tinggi,” pungkas Bamsoet. (*)