Gus Sholeh Wafat: Bangsa Indonesia Telah Kehilangan Ulama Besar
JAKARTA – Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan duka mendalam kepada KH. Salahuddin Wahid. Zainut sangat dekat dengan almarhum.
“Bangsa Indonesia ini telah kehilangan seorang ulama besar, dan putra terbaik bangsa ini. Almarhum adalah seorang yang selama ini mengabdikan hidupnya untuk kepentingan umat dan bangsa Indonesia,” kata Zainut seperti yang disampaikan pada wartawan, Senin (3/2/2020).
“Beliau itu adalah (KH. Salahuddin Wahid) tokoh besar NU (Nahdlatul Ulama) Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur,” sambungnya.
Untuk diketahui, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggal dunia semalam. Rencananya jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di Jombang, Jawa Timur.
Di mana Gus Sholah meninggal dunia Minggu (2/2/2020) pukul 20.55 WIB. Gus Sholeh adalah adik kandung Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta.
Gus Sholah dikebal sebagai ulama, politikus, sekaligus akademisi terkemuka di Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Ketua MPP Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) periode 2000-2005, Wakil Ketua II Komnas HAM pada periode 2001-2004, hingga pernah menjadi calon wakil presiden dari Capres Wiranto yang diusung Partai Golkar pada 2004 kala itu.
“Beliau itu seorang negarawan, ulama, cendekiawan dan pegiat kemanusiaan. Beliau juga sangat mengayomi semua golongan tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan. Beliau adalah perekat persatuan dan penjaga harmoni kebhinnekaan di negeri ini,” kenang Zainut.
Zainut menyampaikan, almarhum adalah tokoh NU yang berpikiran terbuka, demokratis, dan jernih dalam melihat masalah. Dan sangat wajar, jika almarhum dalam memberikan solusi salalu mengedepankan pertimbangan kemaslahatan yang lebih besar, dan mengenyampingkan kepentingan kelompok dan golongan.
“Beliau tidak segan menyampaikan kritik kepada siapa pun jika dianggap salah, dan membela siapa pun yang benar meskipun orang lain menganggap salah. Semua itu dilakukan tanpa ada pamrih dan beban, karena disampaikan dengan penuh keihlasan dan kebaikan negeri ini,” jelasnya.
Tak hanya itu, Zainut sangat mengenal almarhum sebagai jembatan yang mengbubungkan semua golongan. Almarhum bisa menyembatani untuk menghubungkan tokoh-tokoh agama, pemerintah dan masyarakat.
Bahkan, lanjutnya, di kalangan NU almarhum menjadi jembatan antara golongan muda dan golongan tua. Tak salah jika di NU tidak terjadi kesenjangan generasi baik dari aspek pemikiran maupun sikap keagamaannya.
“Pesan terakhir beliau kepada saya disampaikan oleh putra beliau Gus Billy Wahid melalui pesan WA pada tanggal 30 Januari 2020 terkait dengan rencana pemutaran film Jejak Langkah 2 Ulama KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari. Beliau berpesan agar Gus Billy Wahid berkomunikasi dengan saya, untuk hal tersebut saya menyambut dengan senang hati. Tidak lama setelah saya mendapat informasi beliau dirawat di rumah sakit karena kondisinya lemah. Belum sempat saya sowan beliau ternyata Allah Yang Maha Pengasih berkehendak lain,” kenangnya.
Almarhum tak hanya baik, almarhum adalah tokoh yang teduh, tenang, sabar dan penuh empati kepada sesama itu kini telah meninggalkan kita. Semoga Allah SWT memberikan pahala surga kepadanya.
“Selamat jalan Gus Sholah..guru bangsa yang mulia, pintu-pintu langit terbuka lebar dan para malaikat menyambutmu dengan hamparan surga…aamiin”. (HMS)