Tak Mudah Bebaskan WNI Dari Sandera Abu Sayyaf
Jakarta, Lintasparlemen.com – Terkait WNI yang kembali disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin mengatakan geografi yang dikuasai oleh kelompok Abu Sayyaf memang tergolong sulit, bahkan oleh angkatan bersenjata Filipina.
“Geografi di sana tidak bisa ditembus, hutan tropis yang terpotong-potong, dan tidak dikontrol oleh angkatan perang Filipina,” ungkap TB Hasanuddin di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (20/04/2016).
Mantan Sekretaris Militer ini mengingatkan, operasi pembebasan sandera juga tidak akan mudah. Apalagi lokasi sandera juga belum dapat diketahui.
“Pernah tahun 2012, tiga batalyon marinir ke Zolo, nggak tembus pas ke sana. 18 prajurit Filipina juga gugur di sana. Ada titik-titik yang kuat. Pertanyaannya kan di mana mereka disembunyikan?” ujarnya.
Mengenai penurunan pasukan TNI untuk operasi pembebasan, TB Hasanuddin mengingatkan, biayanya akan lebih besar dari tebusan. Walaupun ia tahu TNI memiliki kapasitas yang baik, namun menurut dia resiko gugurnya sandera juga bisa ada.
“Kalau kita turunkan pasukan harus besar-besaran, pertama biayanya lebih besar dari tebusan, dan jatuh korban. Itu resiko. Saya tahu tentara Indonesia mampu, tapi gimana kalau sanderanya yang gugur,” katanya.
Ia sepakat saja jika pemerintah membayar tebusan. Namun agar tidak terus berulang, setelah ini ia menginginkan adanya operasi bersama dengan negara-negara ASEAN agar perompakan tidak terjadi lagi.
“Kata pemerintah disediakan tebusan, kalau itu yang terbaik ya go a head,” pungkas TB Hasanuddin. (RN/AD)