Bamsoet: Hutomo Mandala Putera dan IMI Dukung Sirkuit Sentul Jadi Kawasan Sport Automotive Tourism dan Pusat Industri Modifikasi Otomotif
JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengungkapkan kehadiran Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Tinton Soeprapto dalam acara pelantikan sekaligus ikut dalam kepengurusan IMI Pusat 2021-2024 bersama pembalap senior lainnya seperti Ricardo Gelael dan lain-lain sebagai Badan Pembina, membawa angin segar bagi IMI untuk terlibat aktif mendukung pengembangan Sirkuit Internasional Sentul agar kembali berjaya. Terutama dalam hal menggelar kejuaraan otomotif tingkat internasional, serta mengembangkan kawasan Sirkuit Internasional Sentul sebagai sport automotive tourism sekaligus pusat industri modifikasi otomotif Indonesia.
“Mas Tommy Mandala Putera dan Pak Tinton Soeprapto merupakan dua legenda hidup industri dan olahraga otomotif Indonesia. Berkat kerja keras keduanya membangun Sirkuit Internasional Sentul pada akhir Januari 1992, Indonesia akhirnya bisa memiliki sirkuit balap bertaraf internasional. Penyelenggaraan Indonesian Grand Prix, Formula Brabham Racing pada 21-22 Agustus 1993 menandai Grand Opening Sirkuit Internasional Sentul,” ujar Bamsoet saat press conference bersama Hutomo Mandala Putera, Tinton Soeprapto, Sekjen IMI Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Umum Rifat Sungkar, Ananda Mikola, dan pengurus IMI lainnya usai acara Pelantikan Pengurus Pusat IMI 2021-2024, di Jakarta, Rabu (11/2/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini memandang, Sirkuit Internasional Sentul memiliki rekam jejak yang baik di mata internasional. Misalnya, pada tahun 1996 dan 1997 tercatat menjadi tuan rumah balap Moto GP. Pembalap legendaris Michael Doohan menorehkan namanya sebagai juara pada 1996, sedangkan Tadayuki Okada menjadi juara pada 1997.
“Masih di tahun 1997, pembalap legendaris Valentino Rosi yang bergabung dengan tim Aprilia meramaikan balapan Moto GP di Sirkuit Internasional Sentul dengan turun di kelas 125 Cc dan menjadi juara. Sementara kelas 250 Cc dimenangkan Max Biagi dari Honda. Sempat vakum karena krisis moneter 1998, Sirkuit Internasional Sentul kembali menunjukan taringnya dengan menggelar Turnamen A1GP pada tahun 2005 dan 2006,” tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menekankan, tanpa peran Tommy Soeharto dan Tinton Soeprapto, belum tentu Indonesia bisa memiliki sirkuit berkelas internasional dalam waktu cepat. Bahkan Malaysia saja baru membangun Sirkuit Internasional Sepang pada November 1997 dan dibuka secara resmi pada Maret 1999. Sementara Singapura baru meresmikan Singapore Grand Prix di Sirkuit Street Marina Bay pada September 2008.
“Harus diakui, Malaysia dan Singapura kini jauh lebih maju dalam hal penyelenggaraan event otomotif. Hampir setiap tahun mereka rutin menjadi tuan rumah Moto GP dan Formula 1. Karenanya generasi muda yang tergabung dalam IMI harus bekerja keras, bergotongroyong bersama pemerintah dan pengelola Sirkuit Internasional Sentul untuk mengejar ketertinggalan tersebut,” pungkas Bamsoet. (dwi)