Evita Nursanty Ingin Potensi Besar yang Dimiliki Banten Dikembangkan…

BANTEN -Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDIP Evita Nursanty menyoroti potensi besar yang dimiliki Banten. Evita ingin potensi daerah dikembangkan di sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan UMKM.
“Potensi Banten ini luar biasa. Bayangkan saja, bandara internasional kita, Soekarno-Hatta, berada di Banten, dan provinsi ini sangat dekat dengan Jakarta,” kata Evita saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI ke Cilegon, Banten, Rabu (26/3/2025) seperti dikuti situs DPR.
Dalam kunjungan itu, Evita bersama rombongan ingin mendengar masukan dari berbagai pihak terkait. Sejumlah persoalan yang berhasil dihimpun selama melakukan kunjungan kerja (Kunker) tersebut.
Untuk itu, Evita meminta optimalisasi potensi di daerah yang masih perlu ditingkatkan, terutama dalam sektor pariwisata, UMKM, dan ekonomi kreatif. Evita menekankan pentingnya pengembangan terintegrasi.
“Ketika pariwisata berkembang, UMKM dan ekonomi kreatif akan ikut tumbuh karena efek berantai yang ditimbulkan,” terang Evita.
Pada Kunker itu, ia menggarisbawahi kendala infrastruktur yang masih menjadi hambatan dalam aksesibilitas ke sejumlah destinasi wisata di Banten. Evita meminta agar promosi pariwisata Banten diperkuat. Ia menyinggung minimnya promosi di Bandara Soekarno-Hatta dan mengusulkan inovasi seperti paket wisata singkat bagi wisatawan yang transit, serupa dengan yang diterapkan di Singapura.
“Infrastruktur menuju daerah wisata belum optimal, seperti ke Ujung Kulon. Hal ini membuat wisatawan enggan berkunjung. Kalau pariwisata dikemas dengan menarik, orang yang datang sebentar bisa tertarik untuk kembali berkunjung lebih lama,” papar Evita.
Evita juga mengkritisi rendahnya tingkat okupansi hotel di Banten akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang mengurangi kegiatan rapat di hotel. Ia mengingatkan bahwa pariwisata tidak boleh hanya bergantung pada turis domestik.
“Kita harus menggalakkan kedatangan turis internasional. Jangan sampai hanya menyalahkan efisiensi anggaran,” tegasnya.
Ia enekankan perlunya kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah (Pemda), kementerian terkait, dan lembaga mitra, seperti TVRI dan RRI, untuk mempromosikan potensi Banten. Namun, Evita mengungkapkan kekecewaannya atas kurangnya koordinasi dalam kunjungan tersebut, karena yang hadir hanya kepala dinas, bukan gubernur.
“Ini juga menjadi introspeksi bagi kami. Ke depan, kami berharap koordinasi lebih baik agar kunjungan ini bisa memberi dampak maksimal,” jelasnya.
Evita menutup kunjungan dengan harapan agar Pemda Banten dan Kementerian Pariwisata berinovasi lebih jauh dalam mengembangkan pariwisata dan menekan angka pengangguran di Banten.
“Banten dekat dengan Jakarta, tapi angka penganggurannya masih tinggi. Ini PR besar yang harus segera diatasi dengan memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” pungkasnya. (ssb/rdn)