Terima Rektor, Bamsoet Apresiasi Universitas Budi Luhur Kembangkan Kendaraan Listrik
JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mendukung kegiatan civitas akademika Universitas Budi Luhur yang berencana menggelar touring Jakarta – Mandalika pada Agustus 2021. Menggunakan motor listrik dengan tampilan sportbike karya anak bangsa, Budi Luhur Sport Electric Vehicle/BL SEVO1, hasil kolaborasi Universitas Budi Luhur bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Katros Garage.
“BL SEV01 telah diuji coba di Sirkuit Internasional Sentul pada April 2021, dengan teknisi dan tenaga dari kalangan akademisi Universitas Budi Luhur. Memiliki kecepatan hingga 140 Km/jam. Menandakan bahwa anak bangsa bisa menghasilkan kendaraan listrik secara mandiri. Sekaligus menandakan dimulainya era migrasi penggunaan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik,” ujar Bamsoet usai menerima jajaran pengurus Universitas Budi Luhur, di Jakarta, Selasa (6/7/21).
Turut hadir antara lain Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino, Humas Universitas Budi Luhur Anastasya Putri, dan Tim Riding Tour Jakarta – Mandalika Syahrul Awal.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, rute touring Jakarta – Mandalika yang dilalui antara lain Jakarta – Cirebon – Semarang – Klaten – Madiun – Surabaya – Situbondo – Ketapang. Kemudian menyeberang ke Pulau Bali melanjutkan rute Gilimanuk – Singaraja – Denpasar – Padang Bah. Selanjutnya menyeberang ke pulau Lombok, melanjutkan rute Mataram dan finish di Sirkuit Internasional Mandalika.
“Selain menguji endurance BLSEV01, touring tersebut juga harus dijadikan momentum mengedukasi dan memotivasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan ramah pengeluaran. Sekaligus mempromosikan potensi pariwisata dan berbagai capaian pembangunan yang telah dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo di berbagai daerah yang dilalui selama touring,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengapresiasi keseriusan Universitas Budi Luhur dalam mengembangkan kendaraan listrik. Salah satunya dengan mendirikan Pusat Studi Kendaraan Listrik (PSKL), sebagai katalisator interdisiplin ilmu untuk bersinergi melakukan berbagai kajian terkait pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Fokus arah kajiannya antara lain pada komponen, prototipe, hingga penunjang pengembangan kendaraan listrik.
“Tidak heran selain mengembangkan BLSEV01, Universitas Budi Luhur juga telah melahirkan berbagai kendaraan listrik yang membanggakan. Antara lain mobil listrik BLITS, hasil kolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Telah digunakan dalam event PLN BLITS Explore Indonesia 2018, touring keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan jarak tempuh mencapai 20.000 Km,” tutur Bamsoet.
Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini menambahkan, kendaraan listrik lainnya, Neo BLITS, hasil kolaborasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Memiliki kapasitas motor 20 Kw, baterai 72 volt, 70 Kwh, kecepatan maksimal 110 Km/jam, jarak tempuh maksimal hingga 250 Km dan waktu pengisian baterai 10 hingga 12 jam.
“Universitas Budi Luhur juga telah mengembangkan motor listrik Budi Luhur 40 Electric Motorcycle BL EC – 40, kolaborasi dengan Katros Garage. Memiliki spesifikasi kapasitas motor 9500 watt, baterai 15 Kwh, daya angkut maksimal 200 Kg, kecepatan maksimal 190 Km/jam, jarak tempuh maksimal hingga 160 Km dan waktu pengisian baterai hingga 6 jam,” urai Bamsoet.
Selain itu, lanjut Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini, menambahkan Universitas Budi Luhur juga membuat Budi Luhur Chargo Electric Vehicle/BL CEV 01. Memiliki spesifikasi kapasitas motor 1.200 watt, baterai 60 volt, 90 Ah, daya angkut maksimal 150 Kg, kecepatan maksimal 50 Km/jam, jarak tempuh maksimal 150 km, waktu pengisian baterai 8-10 jam serta transmisi 3 speed,” urai Bamsoet.
“Spesifikasi kendaraan listrik yang dikembangkan Universitas Budi Luhur masih menggunakan dinamo impor, dengan baterai lithium. Sebagai institusi pendidikan, Universitas Budi Luhur memiliki keterbatasan dalam penelitian dan pengembangan kendaraan listrik. Sehingga perlu dukungan dari stakeholder otomotif. Karenanya, pemerintah harus menjembatani Universitas Budi Luhur dengan berbagai perusahaan otomotif besar yang beroperasi di Indonesia. Sehingga bisa terjadi saling sinergi yang menguntungkan,” pungkas Bamsoet. (Dwi)