FS Ingatkan Aparat Waspada Kebangkitan PKI dari Pekerja Ilegal Cina
JAKARTA, Lintasparlemen.com – Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Firman Soebagyo (FS) mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati atas ‘penyusupan’ pekerja Cina di balik proyek kereta cepat kerjasama Indonesia-Cina.
Menurut Firman yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI ini, bisa saja masuknya pekerja Cina itu secara ilegal ke Indonesia, dengan muatan lain yang memiliki agenda besar di belakangnya.
“Menyikapi penyusupan pekerja Cina di proyek kereta cepat di Halim Perdana Kusuma, saya meminta agar aparat imigrasi harus meningkatkan kerjasama untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut,” kata Firman melalui rilis yang diterima, Jakarta, Sabtu (30/04/2016).
Karena itu, Ketum Ikatan Keluarga Kabupaten Pati (IKĶP) ini meminta aparat kepolisian untuk turun tangan bekerja sama dengan Badan Intelejen Negara (BIN) untuk menyelidiki kemungkinan indikasi itu terjadi ke arah G30S PKI tahun 1965 lalu.
“Aparat keamanan seperti polisi menyelidiki masalah ini dan melakukan kerjasama dengan BIN dan aparat pengak hukum lainnya. Harus berkoordinasi, jangan semua sudah terjadi baru panik,” ujar Sekjen Soksi ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, selain pekerja Cina yang tertangkap di Halim. Akhir-akhir ini sering terjadi tanpa dilengkapi syarat administrasi lengkap.
Sebagai contoh, sedikitnya 78 orang warga Cina terancam dideportasi dari Indonesia setelah diketahui bekerja secara ilegal di sebuah proyek pembangkit listrik tenaga uap, di Pontianak Kalimantan Barat.
Puluhan pekerja ilegal asal Cina itu bekerja di PT Bumi Rama Nusantara serta PT Jieneng Indonesia Electrical Power Engineering untuk proyek PLTU Jungkat di Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat.
“Hal itu, tak hanya sekedar pelanggaran keimigrasian saja, kita semua masih belum lupa dari ingatan ketika peristiwa G 30 S PKI kegiatan gerakan komunis yang terjadi menggunakan basis di sekitar Lubang Buaya dan Halim Perdana Kusuma,” jelas Firman mengingatkan. (Mahabbahtaein)