Informasi Tersingkirnya Warga Lokal dari Freeport, Anggota DPR: Itu Menyesatkan!

 Informasi Tersingkirnya Warga Lokal dari Freeport, Anggota DPR: Itu Menyesatkan!

Gambar : Dialog Lamhot Sinaga dengan Manager Produksi PT Freeport Indonesia Decky Jolemal

PAPUA – Banyak informasi negatif mengenai keberadaan Freeport di Papua, mulai dari proses peralihan kepemilikan, pembangunan smelter dan isu hubungan yang kurang baik dengan warga sekitar. Untuk melihat perkembangan terbaru di Freeport, Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan langsung ke Papua, berdialog langsung dengan Management, karyawan dan masyarakat sekitar PT Freeport Indonesia.

Sebagai Anggota DPR yang dekat dengan dapil dan konstituennya, Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga tertarik dengan isu tersingkirnya warga lokal dari Freeport. Lamhot Sinaga merasa bersyukur karena berkesempatan melihat dan membuktikan fakta-fakta di lapangan mengenai informasi bahwa Freeport tidak menampung putra daerah bekerja di perusahaan tersebut.

“Saya ingin katakan ke kita semua bahwa informasi yang beredar di masyarakat atau di publik, kalau putra daerah tidak diakomodir di Freeport, itu informasi yang salah. Pada hari ini selama kunjungan kami sebagai anggota DPR dari Komisi VII, kami melihat secara langsung bahwa begitu banyak anak papua yang menempati posisi-posisi strategis di disini.” kata Lamhot usai mengunjungi lokasi Freeport di, Papua, Minggu (26/9/2021) kemarin. 

Lamhot berharap seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan berita yang benar terkait Freeport, Papua. Mengingat, banyaknya informasi hoax yang beredar dan banyak sangat menyesatkan. 

“Kami berdialog mulai level direksi sampai manager, bahkan sampai karyawan biasa. Banyak informasi yang kami peroleh seperti isu putra lokal, lingkungan, keterlibatan Freeport dalam pembangunan Kawasan sekitar. Faktanya sangat berbeda, siapapun yang berkesempatan ke sini akan melihat langsung melihat perubahan dan dampak positif setelah Freeport dikelola oleh PT Freeport Indonesia, dibawah holding Mining Industry Indonesia atau MIND ID.” ujar Lamhot.

Sementera itu, putra Papua yang saat ini menjabat Manager Produksi PT Freeport Indonesia Decky Jolemal dalam dialog dengan Lamhot mengatakan, saat ini Freeport sangat mengakomodir ke putra daerah. Ia mencontohkan dirinya diangkat sebagai Manager Produksi di PT Freeport Indonesia. 

“Itu tidak benar, (Freeport) memberi ruang bagi putra daerah. Sekarang itu, perusahaan sudah memperhatikan dan sudah memproritaskan anak Papua, melalui banyak program, anak-anak putra daerah itu terbuka (berkarir) di perusahaan ini. Di level direktur itu sudah ada. Di Resberg ini saya sebagai manager produksi,” terang Decky Jolemal menanggapi isu negatif yang beredar.

“Saya berasal dari sebelah gunung, dari Kabupaten Puncak, saya mulai bergabung sejak 1992, saya tamat SMA 1990. Waktu itu sangat kurang anak Papua di sini tapi sekarang sudah banyak. Saya juga diikutkan program pelatihan,” ungkap Decky Jolemal.

Untuk diketahui, PT Freeport Indonesia telah menyiapkan pekerja Indonesia dari Papua untuk memiliki keahlian di bidang tambang bawah tanah. Dan, untuk kali pertama putra Papua ada di jajaran direksi Freeport, yakni Claus Wamafma sebagai direktur. 

Saat ini pegawai PT Freeport sebanyak 7.096 orang. Ada 2.890 orang atau 40,7 persen dari putra Papua. Selebihnya 57,2 persen dari non Papua, serta sisanya ekspatriat. PT Freeport Indonesia juga berperan dalam pembangunan wilayah sekitar dengan penyaluran dana CSR yang nilainya triliunan rupiah.

Facebook Comments Box