Sambut Tantangan Jokowi di Muktamar NU, Kiai Maman Nyatakan Generasi Muda NU Siap Laksanakan
LAMPUNG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini, Rabu (22/12), resmi membuka Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Pondok Pesantren Darussaadah, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah.
Dalam pidato sambutannya, Jokowi memberikan apresiasi serta rasa terima kasih-nya atas peran aktif NU dalam penanganan Covid-19 termasuk upaya vaksinisasi secara massal lewat ajakan para kiai dan pondok pesantren. Mantan Gubernur DKI itu juga memaparkan beberapa isu yang menjadi tantangan NU dalam usianya yang hampir seabad.
Jokowi berharap, NU mampu meningkatkan perannya dalam mengerek perekonomian umat. Kata Jokowi, NU harus menjadi kelompok usaha besar yang menjadi lokomotif untuk menggerakkan sendi-sendi ekonomi di dalam masyarakat. Jokowi bahkan menantang kader-kader muda NU dengan akan memberikan hak konsesi baik itu lahan pertanian ataupun pertambangan energi dan minerba untuk dikelola.
Tak ketinggalan juga soal isu yang kini tengah diperbincangkakan sejagat yakni pembangunan metaverse. Jokowi memastikan bahwa dunia virtual itu pasti akan datang, terlebih revolusi digital di dunia yang kini terjadi dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang mempercepat kedatangan dunia virtual.
Merespon pidato Presiden ketujuh Republik Indonesia itu, Tokoh muda NU KH Maman Imanulhaq yang hadir kesempatan itu menyambut baik sambutan Presiden Jokowi. Bahkan Kiai Maman, sebagai kader tulen Nahdlatul Ulama, menyatakan kesiapannya untuk memenuhi tantangan Presiden.
Menurut Anggota DPR Komisi VIII ini, percepatan teknologi digital harus disambut dan dimanfaatkan sebagai wahana untuk memudahkan warga nahdliyin dalam membantu aktivitas dakwahnya. Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi ini malah tengah menggagas sebuah program yang mencakup pembuatan ekosistem konten digital di pesantren-pesantren mulai dari pembinaan, pelatihan produksi, hingga distribusi.
Kiai Maman sependapat dengan Presiden Joko Widodo bahwa transformasi digital adalah sebuah keniscayaan. Oleh sebabnya, ke depan, kata Kiai Maman, pesantren harus terlibat aktif memfasilitasi perkembangan potensi dan kekuatan ekonomi pesantren seperti UMKM, start up, halal centre, digital farming dan lainnya agar bisa berkolaborasi dengan kekuatan ekonomi lain, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Meski perkembangan teknologi yang berjalan cepat serta menghapus tapal-tapat batas antar negara, Kiai Maman memastikan bahwa jati diri, tradisi, dan adat ketimuran bangsa Indonesia tidak akan terganggu karena bangsa Indonesia memiliki Nahldatul Ulama.
“Kaifa nataqaddam duuna an natalhola an turast, bagaimana kita maju di tengah-tengah dunia global mewarnai peradaban dunia tanpa kehilangan nilai tradisi islam ahlul sunnah,” begitu kata Kiai Maman, Rabu (22/12).
Untuk diketahui, sebelum pembukaan Muktamar NU, Kiai Maman terlihat berdiskusi dengan beberapa tokoh NU seperti Prof. Nadirsyah Hosen (Ketua PCNU Australia). Kiai Maman juga menyempatkan diskusi dengan Duta Besar Tunisia Zuhairi Misrawi, KH Moqsit Ghazali yang membidangi Bahtsul Masyail Diniyah, dan juga beberapa generasi muda NU yang mempelopori dakwah-dakwah lewat media sosial.
“Sekali lagi saya menyatakan kesiapan generasi muda NU untuk mengarungi kompetisi global dengan penguasaan tekhnologi digital tanpa kehilangan nilai-nilai kultural Nahdlatul ulama,” pungkas Kiai Maman. (MM)