Gus Yahya Pimpin NU, Ini 3 PR Besar Menurut Kiai Maman Imanulhaq

 Gus Yahya Pimpin NU, Ini 3 PR Besar Menurut Kiai Maman Imanulhaq

JAKARTA – Pemilihan ketua umum PBNU yang berlangsung dramatis berakhir sudah pagi tadi. KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya memenangkan pemilihan Ketua Umum PBNU dalam sidang Muktamar NU ke-34 di Lampung, Jumat (24/12/2012). Mantan Jubir Presiden RI di era Gusdur itu menyisihkan incumbent KH Said Aqil Siradj yang digelar secara voting.

Sebelumnya Para Ulama yang dipilih sebagai Ahwa ( Ahlu Halli wal Aqdi) oleh muktamirin telah memutuskan secara musyawarah untuk menunjuk KH. Kifayatul Akhyar sebagai Rais Amm PBNU periode 2021-2026.

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Maman Imanulhaq mengapresiasi penyelenggaraan Muktamar NU yang berlangsung secara demokratis dan lancar. Meski sedikit diwarnai perdebatan alot hingga sempat memanas, namun gelaran 5 tahunan NU itu dianggap sukses dan melahirkan nahkoda baru kepengurusan PBNU.

Usai proses demokrasi yang melelahkan itu, kini saatnya, kata Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, NU melakukan konsolidasi, merapatkan kembali barisan untuk menyongsong satu abad pengabdian NU.

Menurut Kiai Maman, NU adalah rumah besar, tempat berjuang bersama semua kalangan yang memiliki prinsip ideologi Islam ahlussunah wal jamaah dan memiliki komitmen Keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan.

Dalam catatan Kiai Maman, Gus Yahya setidaknya punya 3 pekerjaan rumah yang tidak mudah dalam memimpin roda organisasi hingga tahun 2026 salah satunya yakni penguatan institusi. Selain itu, di era society 5.0 yang telah berjalan, NU harus menjadi lokomotif untuk melakukan transformasi digital. Sementara PR lain yang tidak kalah penting adalah penguatan dan pembenahan manajenen sumber daya manusia (SDM) baik di dalam warga Nahdliyin maupun kepada publik pada umumnya.

“NU tidak hanya sekedar hanya melakukan transformasi digital, tetapi lebih dari itu yakni melakukan penguatan SDM untuk menjawab tantangan zaman,” kata Kiai Maman kepada media, Jumat (24/12).

Sesuai dengan tantangan Presiden Joko Widodo yang dikemukakan saat membuka Muktamar NU, Gus Yahya, menurut Kiai Maman, juga harus mampu menafsirkan serta menjawab harapan Presiden baik di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaa .

Soal Transformasi digital, Kiai Maman berharap, manuskrip-mauskrip kuno, kitab-kitab tradisonal segera didigitalisi sehingga NU memiliki e-book yang bisa lebih dimanfaatkan oleh publik.

Sementara di bidang SDM, dengan potensi yang sangat besar dan melimpah, Gus Yahya diharapkan menginventarisir potensi itu dan menempatkannya sesuai bidang dan keahlian yang mereka miliki untuk kemajuan NU demi peradaban dunia yang lebih baik.

“Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada KH. Kifayatul Akhyar dan Gus Yahya yang telah terpilih menjadi Rais Amm dan Ketum PBNU untuk 5 tahun ke depan. Semoga di bawah kepemimpinannya NU semakin besar dan bermanfaat untuk Indonesia dan dunia. Terimakasih kepada KH. Said Aqil Sirodj atas pengabdian yang sangat kobstruktif dan siginifikan bagi NU dan Indonesia,” pungkas Anggota DPR RI Komisi VIII ini. (MM)

Facebook Comments Box