Baher Usul Nelayan Diberi Pelatihan untuk Kurangi Kecelakaan di Laut
JAKARTA – Anggota Komisi V DPR RI Bambang Hermanto (Baher) menekankan perlunya komitmen menjaga keamanan navigasi laut. Baher menilai masih banyak alat-alat navigasi suar di sekitar pantai dan Pelabuhan Patimban yang belum terpasang.
“Terutama di sekitar pantai atau di pelabuhan sepanjang Patimban ke Cirebon yang belum terpasang dengan baik,” kata Baher saat Rapat dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dengan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara yang membahas terkait Evaluasi Pelaksanaan APBN TA 2021 dan Program Kerja Tahun 2022 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022) kemarin.
Baher mengingatkan petugas keamanan laut di sekitar pelabuhan Patimban untuk segera memasang suar sebagai alat navigasi. Ia berharap navigasi diperlukan sebagai langkah pencegahan terjadinya kecelakaan seperti sebelumnya.
“Saya melihat masih banyak Suar buoy, alat-alat navigasi yang tidak terpasang terutama di sekitar pelabuhan Patimban yang memang lalulintasnya cukup padat, apalagi di sekitar Patimban yang butuh perhatian khusus. Pelabuhan Patimban ini menjadi kebanggaan buat kita, terutama warga yang ada di Dapil (Daerah Pemilihan) ini. Meskipun saya bukan dari dapil Subang, tapi rumah saya sekitar 5 km dari Patimban. Jadi, kalau ada apa-apa pasti saya melihatnya,” papar Baher.
Baher menyusulkan, pihak pemerintah tetap memerhatikan dampak yang ditimbulkan pelabuhan Patimban, PLTU Indramayu, Balongan dan pelabuhan PLTU Cirebon. Terutama yang perlu menjadi fokus perhatian yakni banyak kecelakaan.
“Tentu kita semua mendengar adanya kecelakaan, kita tidak mencari penyebab. Tapi menurut saya, hal-hal yang menyebabkan tingginya angka kecelakaan di sekitar perairan laut Indramayu. Memang ini penyebabnya karena adanya kebocoran di kapal, tapi apakah ini bukanlah sesuatu yang mereka tidak pahami, atau sesuatu yang mereka kita buat memahami,” papar Baher.
Oleh karena itu, pintanya, nelayan perlu diberi edukasi agar ke depannya tidak banyak kecelakaan di laut. Ia yakin, dengan edukasi itu semua pihak perlu bekerja sama mengurangi angka kecelakaan di laut baik karena alam, maupun karna fasilitas navigasi, atau human error.
“Ini tentu butuh semacam sosialisasi (pelatihan) ke pada masyarakat nelayan, terutama nelayan yang memang kegiatannya tiap hari melaut. Para nelayan ini, kita harus beri sosialisasi, diberikan pemahaman tentang bagaimana cara melaut yang aman. Supaya mereka dalam melaut terhindar dari kecelakaan,” jelas Baher.
Sebagai informasi, dari bulan September 2021 lalu, hampir setiap bulan terjadi kecelakaan di kawasan laut. Mulai kecelakaan dari kapal nelayan hingga kapal selam KRI Nanggala 402. Setidaknya ada 15 kecelakaan laut di Indonesia sepanjang tahun 2021.
“Harapan saya ke depan, adanya sosialiasi ke pada mereka yang nelayan-nelayan yang kegiatannya harian, mereka semuanya dalam keterbatasan, maka dari itu perlu kita berikan pemahaman bagaimana caranya melaut yang benar,” tutup Baher. (Tio)