Bamsoet Dorong Perkembangan e-Sport Indonesia
JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Dewan Pembina Pengurus Besar e-Sport Indonesia Bambang Soesatyo mengungkapkan potensi ekonomi yang dihasilkan melalui e-Sport sangat besar. Dalam salah satu kajian World Economic Forum 2018, memprediksi ledakan e-Sport dunia akan menjadi bisnis USD 1 miliar dengan audience mencapai 300 juta penggemar. Prediksi tersebut sangat beralasan, lantaran di tahun 2018 saja, e-Sport dunia diprediksi mencatatkan perputaran uang mencapai USD 905 juta. Begitupun di Indonesia, demam e-Sport sudah melanda lintas usia dan status sosial.
Tidak heran jika semakin hari semakin banyak generasi muda yang terjun ke dunia e-Sport. Seperti yang dilakukan Dyland Maximus Zidane atau yang dikenal dengan Dyland ‘Sultan Pros’. Tidak sekadar menjadi gamers, ia berhasil menjadikan video gaming sebagai trend di platform Youtube. Terjun ke Youtube sejak tahun 2015, kanal Youtube Dyland Pros sudah memiliki 15,3 juta subscriber.
“Bermula dari meminjam motor ayahnya, nongkrong di Warnet untuk bermain game, kini Dyland Pros telah berubah menjadi pemuda yang sukses. Penghasilannya, walaupun masih berusia 22 tahun, ditaksir mencapai miliaran rupiah per bulan, baik dari monetisasi Youtube maupun dari berbagai game yang ia mainkan. Bahkan ia dikabarkan menjadi lima Youtuber gaming Indonesia dengan pendapatan terbesar. Tidak sekadar dari gaming, Dyland juga memiliki banyak unit usaha seperti Pros Coffee, Pros Clothing, hingga Liquid,” ujar Bamsoet dalam Podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) bersama Dyland Pros, di Studio Digital Black Stone, di Jakarta, Jumat (25/2/22).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI Bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, pemain e-Sport terkemuka dunia, Kuro Takhasomi dari Jerman, berhasil mencatatkan penghasilan dari e-Sport mencapai USD 3,5 juta. Indonesia juga tidak kalah, selain Dyland Pross dengan konten Youtube Gamingnya, lima atlet e-Sport Indonesia juga telah mencatatkan pendapatan yang fantastis. Seperti Hansel “BnTeT” Ferdinand dengan pendapatan mencapai Rp 1,5 miliar, dan Kevin “Xccurate” Susanto dengan pendapatan mencapai Rp 984 juta.
“Tidak sekadar bermain game dan membuat video gaming, Dyland Pros dan juga para generasi muda lainnya yang concern di dunia digital juga harus menggelorakan semangat kebangsaan. Misalnya, di sela video gamingnya, jangan lupa diselipkan pesan-pesan kebangsaan yang merekatkan ikatan kebangsaan. Mengingatkan generasi muda lainnya, bahwa kemajemukan bangsa Indonesia adalah berkah yang harus dijaga. Bukan malah dijadikan sumber perpecahan,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menerangkan, menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada tahun 2020 saja industri game menempati posisi ke-7 penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto ekonomi kreatif Indonesia. Sekaligus menyumbang sekitar Rp 24,88 triliun atau sekitar 2,19 persen sumbangan subsektor aplikasi dan game developer untuk PDB nasional.
“Presiden Joko Widodo juga memiliki concern yang besar dalam pengembangan e-Sport dan industri gaming Indonesia agar bisa menjadi kekuatan ekonomi bangsa. Salah satu wujudnya, pemerintah terus mendukung agar kecepatan internet di Indonesia semakin meningkat, mengingat keberadaannya sangat penting sebagai salah satu infrastruktur krusial dalam industri game. Dari laporan hasil Speedtest Global Index pada September 2021, terlihat kecepatan internet di Indonesia sudah naik empat peringkat di urutan ke-108 dari 138 negara dunia, dengan kecepatan download internet mobile rata-rata 23.12 Mbps dan upload 12.56 Mbps,” pungkas Bamsoet.
Seperti apa keseruan obrolan Bamsoet dengan Dyland ‘Sultan Pros’ tentang perkembangan industri game dan potensinya terhadap perekonomian nasional, bisa disaksikan selengkapnya di kanal Youtube Bamsoet Channel.