Jelang Munaslub Golkar, Ini Bentuk Kecurangan Kubu ‘Papa Minta Saham’!
SURABAYA, LintasParlemen – Luar biasa kecurangan yang terjadi menjelang Munaslub Golkar yang sisa menghitung hari tersebut. Tujuannya Munaslub ‘konsolidasi’ untuk partai beringin ke depannya. Malah mendekati hari-H, tanggal 15 Mei 2016 suhu politik semakin memanas.
Yang terakhir, adanya isu ‘permainan kotor’ yang membuat fair membuat ‘permainan’ atau suasana semakin tak menentu. Hingga kini publik bertanya-tanya siapa dan siapa dibalik mereka para politisi tersebut melakukan permainan kotor itu? Terus di mana Komite Kode Etik Munaslub saat bekerja? Apa Golkar akan lebih baik ke depannya?
Seperti saat dihubungi, tim pemenangan Ade Komarudin (Akom) yang juga Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo mengungkap bahwa menjelang hari H sangat terang-terangan terjadinya permainan praktik politik kotor menjelang Munaslub Golkar.
Menurut Firman, banyaknya pengurus daerah di tingkat DPD II yang dipecat menjelang Munaslub Golkar. Kemudian yang dipecat itu, mereka digantikan dengan pelaksana tugas (plt) yang nantinya akan diarahkan mendukung dan memenangkan caketum tertentu.
“Kami mendapatkan informasi dari DPD daerah. Banyak pengurus daerah yang protes, banyak ketua DPD II yang tidak dukung calon tertentu lalu diganti. Lalu dipilihlah Plt yang mendukung calon tertentu. Ini tidak benar. Ini tentu ada permainan kotor! Ini (Partai Golkar, red) bisa dirusak orang dalam sendiri,” Firman pada Lintasparlemen saat dihubungi yang sedang di Surabaya, Rabu (11/05/2016).
Lebih paranya lagi tanpa ada tindakan dari Komite Kode Etik, para penunjukan atau pejabat plt ini mencapai jumlah sangat besar. Ada sekitar lebih dari 100 pengurus DPD II di seluruh Indonesia yang terdiri dari wilayah Sulawesi Tengah dan Jawa Timur.
Firman mengungkapkan bahwa data yang dihimpun pihaknya yang melakukan pengarahan plt yang baru itu adalah pendukung dari caketum Setya Novanto.
“Yang saya dengar, diarahkan untuk mendukung SN (Setya Novanto Nomor urut dua, red),” ujar Firman.
Modus yang dilakukan Setyo Novanto itu sangat berpotensi merusak pelaksanaan Munaslub yang tujuannya untuk memperbaiki Golkar ke depannya. Bisa saja hasilnya nanti diprotes dan justru menimbulkan riak-riak perpecahan baru. Jika dibiarkan, maka dimungkinkan pelaksanaan Munaslub bisa gagal total dan berakhir dengan perpecahan lagi? Entahlah.
“Semua pihak harus menjalankan aturanya yang telah ditetapkan. Dan seharusnya semua pihak, siap menang dan menang kalah. Jangan seperti ini (curang, red) dengan cara akal-akalan untuk menang tanpa beretika,” ingat Firman. (Mahabbahtaein)